Dari Bangku Kuliah ke SMAN 1 Krueng Barona Jaya

15 November 2023 | BBG News

Dimuat di Serambi Indonesia edisi Rabu, 15 November 2023

NURUL HUSNA, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, melaporkan dari Meunasah Manyang, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar

Langit biru, gumpalan awan putih terlihat indah karena pancaran sinar sang surya yang menyinari alam semesta. Cahayanya selain menembus Kota Banda Aceh, juga sampai di tanah tempat saya berdiri, tepatnya di kawasan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Krueng Barona Jaya di Jalan Teuku Iskandar Km 5, Meunasah Manyang, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar.

SMA ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Di sekitar sekolah terdapat kios dan rumah-rumah warga.

Singkatan dari sekolah ini adalah SMAN 1 KBJ. Menurut data sekolah, perpustakaannya berdiri tahun 1983 bersamaan dengan berdirinya tempat menimba ilmu pengetahuan ini.

Pada awalnya bernama SMA Negeri 4 Banda Aceh. Namun, karena letak sekolah ini berada di daerah perbatasan wilayah Aceh Besar dengan Banda Aceh maka berubahlah menjadi SMA Negeri 2 Ingin Jaya pada 23 Maret 1996.

Kemudian, terjadi pemekaran wilayah berubah lagi menjadi SMA Negeri 1 Krueng Barona Jaya pada tanggal 12 April 2004.

SMAN 1 Krueng Barona Jaya adalah nama sekolah tempat saya praktik mengajar di lapangan (Program Asistensi Mengajar) yang ditetapkan oleh pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UBBG. Pihak kampus menempatkan kami di sekolah-sekolah yang ada di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Setiap mahasiswa akan digabungkan dengan mahasiswa dari program studi (prodi) yang berbeda. Jumlah maksimal mahasiswa dalam satu prodi dua orang.

Perwakilan Mahasiswa Asistensi Mengajar dari Kampus UBBG di SMA Negeri 1 Krueng Barona Jaya berjumlah enam orang. Dua orang berasal dari Pendidikan Bahasa Indonesia (Penbi), dua dari Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), satu dari Pendidikan Matematika (PMAT), dan satu lagi dari Pendidikan Jasmani (Penjas).  Pihak sekolah memberikan guru pamong (pembimbing) yang berbeda untuk kami.

Selain mahasiswa Kampus UBBG, ada juga mahasiswa dari kampus lain seperti dari Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Universitas Abulyatama (Unaya), dan mahasiswa dari Universitas Serambi Mekkah (USM) yang beberapa waktu lalu sudah dijemput karena telah menyelesaikan tugas praktik mengajar lapangannya.

Guru pamong saya bernama Bapak Maulizal S.Pd. Beliau salah satu guru bahasa Indonesia yang ada di SMA ini. Setiap mahasiswa memiliki guru pamong yang sama dengan jurusannya. Koordinator yang ditunjuk oleh kepala sekolah untuk Kampus UBBG adalah Bapak Drs Muslim.

Guru pamong saya, selain mengajar juga salah satu pembina OSIS. Salah satu kegiatan alumni SMA ini adalah bekerja sama dengan pihak OSIS. Kegiatan tersebut berupa pelatihan jurnalistik di luar jam sekolah bagi para siswa yang ingin menggali potensi diri atau mengembangkan bakat yang sudah ada, tetapi  tidak disadari keberadaannya.

Pelatihan jurnalistik diadakan dua kali dalam seminggu: Selasa dan Jumat,  pukul 16.00 hingga 18.00 WIB.  Dilatih oleh Irwansyah Putra S.Sos, alumnus yang dahulu sekolah di SMA ini.

Irwansyah Putra yang kami panggil dengan sapaan Bang Iwan, lulus tahun 1994. Pada waktu itu sekolah ini bernama SMA Negeri 4 Banda Aceh. Setelah lulus Bang Iwan melanjutkan kuliah ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Jurusan Sosiologi di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Selesai kuliah bekerja sebagai fotografer Kantor Berita Antara.

Menurut Bang Iwan, pelatihan jurnalistik dimulai bulan September 2023 sampai Februari 2024. Ini kesepakatan beliau dengan alumni SMAN 1 KBJ yang lain selaku pelatih. Dengan adanya persetujuan dari pihak sekolah, saya di sini terlibat sebagai pengawas karena ikut guru pamong pada saat ada waktu luang saja.

Dari beberapa pertemuan, saya mendapat pengetahuan baru tentang cara memotret yang benar dan menulis keterangan (caption) foto dengan mudah. Materi yang diberikan oleh Bang Iwan berjudul “Fotografi Smartphone”. Setelah semua materi dia jelaskan lalu diadakan tanya jawab, kemudian praktik langsung menggunakan ponsel masing-masing.

Belajar memotret objek dengan kamera ponsel dapat memudahkan para siswa untuk mengabadikan objek secara praktis. Foto-foto yang dihasilkan pun ada yang bagus. Semua peserta bisa momfoto banyak hal yang dijumpai asalkan objek yang diambil mengandung nilai positif dan tidak merugikan orang lain.

Keunggulan dan kelemahan pada kamera handphone berbeda-beda. Berdasarkan hasil praktik memotret siswa-siswi gambar bagus itu tidak semata-mata karena efek kamera yang ada. Namun, lebih kepada sedalam mana peserta pelatihan jurnalistik paham dan menerapkan ilmu fotografi itu sendiri.

Jika ingin terampil memotret, hal yang harus dilakukan adalah sering mengabadikan objek yang menarik di luar sana dengan kamera ponsel seadanya. Belajar momotret supaya hasilnya bagus, perlu latihan setiap hari dilakukan secara berulang. Selain harus menguasai materi cara menggunakan kamera dengan baik dan benar, dibutuhkan juga kegigihan serta kesabaran seluas samudra. Begitu pula sebaliknya dengan menulis caption/teks foto, butuh banyak waktu untuk latihan menulis. Praktik menulis secara mandiri perluu dilakukan setiap hari tanpa kata lelah.

Agar kosakata pada waktu merangkai kata banyak dan bervariasi, perlu ketekunan dalam bidang membaca setiap harinya selagi tulisan itu mengandung informasi positif. Mengamati lingkungan di sekitar sekolah misalnya, juga termasuk dalam proses ‘membaca’.

Lingkungan SMAN 1 KBJ ini banyak ditanami bunga dan pohon, ditambah bangunan sekolahnya yang bagus serta terawat. Bila dilakukan proses melukis dengan cahaya di pekarangannya akan menghasilkan foto yang memukau.

SMA ini memiliki prasarana dan sarana pendidikan yang dapat dimanfaat oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan saat berada di sekolah.

Pihak sekolah juga menyiapkan fasilitas bagi para siswa yang ingin mengikuti bebagai lomba, ada yang menang ada yang tidak. Menang dan kalah merupakan hal lumrah dalam setiap perlombaan dan pertandingan. Yang menjadi luar biasa itu adalah saat siswa yang pernah kalah berani maju lagi ikut lomba berikutnya tanpa takut kalah.

Para siswa dan guru ibarat dua sisi mata uang yang saling berhubungan atara keduanya tidak bisa dipisahkan. Pada hakikatnya prestasi yang diraih para siswa kebanyakan berasal dari dukungan guru di belakangnya serta doa restu orang tua dan izin Tuhan Yang Maha Esa. Selagi muda, raihlah berbagai prestasi.

Artikel ini telah tayang di Serambi Indonesia dengan judul “Dari Bangku Kuliah ke SMAN 1 Krueng Barona Jaya”, https://aceh.tribunnews.com/2023/11/15/dari-bangku-kuliah-ke-sman-1-krueng-barona-jaya?page=all.

Bagikan
Skip to content