Budaya Nusantara Bergema dalam Pentas Perpisahan PMM 3 di UBBG

18 Januari 2024 | BBG News

Dimuat di Serambi Indonesia edisi Kamis, 18 Januari 2024

JIHAN ANGGITA PUTRI, Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Angkatan 3 Inbound UBBG Banda Aceh dari Universitas Padjadjaran, melaporkan dari Banda Aceh

Rabu, 10 Januari 2024, lapangan Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh menjadi saksi dari sebuah peristiwa penuh makna, yaitu Pentas Budaya Pelepasan Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Angkatan 3 Inbound UBBG Banda Aceh.

Pelepasan sekaligus pentas budaya ini menciptakan momen emosional yang impresif dan tak terlupakan di dalam lingkungan kampus.

Kegiatan ini dibagi menjadi dua bagian, yakni formal dan informal. Bagian formal dimulai dengan laporan dari Koordinator PMM UBBG, Ibu Yusrawati Jr. Simatupang MPd, yang menyampaikan pengalaman dan capaian dari program PMM Angkatan 3 Inbound UBBG.

Sambutan acara dan pembukaan resmi disampaikan oleh Rektor UBBG, Dr Hj Lili Kasmini SSi MSi. Tidak hanya membuka acara, beliau juga melakukan pelepasan secara simbolis dengan menyematkan jaket almamater asal kepada kepala suku dan wakil kepala suku, melambangkan dikembalikannya mahasiswa yang telah dititipkan selama satu semester di UBBG ke kampus asal masing-masing.

Rektor UBBG dalam sambutannya berharap kepada mahasiswa agar tetap menjalin hubungan silaturahmi dengan UBBG walau telah kembali ke kampung halaman. “Ceritakanlah hal-hal positif tentang Aceh kepada khalayak Nusantara, baik tentang keberagaman budaya, alam, maupun masyarakatnya. Sebarkan juga informasi tentang Kampus UBBG sebagai bukti bahwa kalian pernah menimba ilmu, pengalaman, dan wawasan di sini. Selamat jalan bagi peserta PMM. Terima kasih banyak. Semoga akan ada kenangan dan cerita indah tentang Aceh dan UBBG,” ujarnya.

Tujuan kegiatan PMM ini adalah untuk mengenal keberagaman budaya Nusantara, khususnya Aceh, lalu mengeksplorasi kebudayaan tersebut. Harapannya dari kegiatan ini akan terbentuk sikap toleransi dan saling menghargai. Inilah wujud dari kebinekaan.

Setelah kegiatan formal, suasana berubah menjadi hangat dan santai dengan acara informal. Kegiatan dimeriahkan dengan aneka penampilan seni kreasi dari mahasiswa PMM dan UBBG.

Kesenian dan kebudayaan dari berbagai daerah asal mahasiswa PMM menjadi fokus utama. Sebuah panggung multikultural dihiasi dengan warna-warni kostum tradisional dari seluruh Indonesia. Ada tarian tradisional, pembacaan puisi, pertunjukan seni musik, dan lainnya yang menjadi cerminan dari perjalanan mahasiswa program PMM Angkatan 3 Inbound UBBG dalam mengeksplorasi keindahan dan kekayaan budaya dari daerah masing-masing.

Berbagai pertunjukan menarik dari tiap daerah tampil memukau penonton. Puisi Tanah Halmahera dari Ternate, Arung Ternate dari Sulawesi Selatan, Tari Mojang Priangan, Mojang Kesatria, dan Tari Sancang Gugat dari Jawa Barat sukses memukau hadirin.

Berikutnya, tari selendang Pemalang dari Jawa Tengah, medley lagu Dolanan dari Jawa Timur, Lenong Betawi dari DKI Jakarta, Tari Te’o Renda dari Nusa Tenggara Timur, Peresean dari Nusa Tenggara Barat, dan masih banyak lagi. Semua itu jadi simbol kekayaan seni dan budaya Nusantara.

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah Pupuh Magatru yang saya bawakan sendiri. Pupuh Magatru adalah bentuk puisi lama lisan Sunda yang dinyanyikan. Kali ini saya angkat kisah legenda Sangkuriang. Melalui nyanyian merdu, cerita rakyat dan legenda masyarakat Sunda tentang terciptanya Gunung Tangkuban Perahu menjadi sorotan, menciptakan suasana magis di antara penonton.

Saya merasa sangat beruntung diberi kesempatan luar biasa ketika dapat menyaksikan keindahan seni budaya dari berbagai daerah di Indonesia secara langsung melalui para penutur aslinya  saat berada di UBBG. Pengalaman ini membukakan mata saya akan kekayaan budaya yang tersebar di seluruh Nusantara, mengajarkan saya tentang keragaman yang mendalam yang melekat pada setiap kehidupan dan tradisi masyarakat Indonesia.

Melalui pengalaman ini, saya belajar bahwa keberagaman budaya Indonesia adalah kekayaan yang tak ternilai. Setiap daerah memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri yang harus dihargai dan dilestarikan.

Melalui ekspresi seni dan budaya, anak-anak PMM menciptakan momen-momen magis yang memberikan penghormatan kepada budaya lokal dan merayakan persahabatan lintas batas. Setiap gerakan tari, kata-kata dialog, dan melodi musik mengandung makna yang dalam, seakan menjadi salam perpisahan yang penuh makna.

Pentas seni berakhir, tetapi memori dan pengalaman yang telah dibagikan akan tetap membekas dalam hati setiap kami.

Pentas Seni Perpisahan Pertukaran Mahasiswa Merdeka bukan hanya sekadar pertunjukan seni, melainkan juga sebuah perayaan akan keberagaman budaya dan persahabatan antardaerah.

Seiring berakhirnya acara, canda tawa dan salam perpisahan dalam acara ‘sungkeman’ memenuhi udara, meninggalkan kenangan indah bagi semua yang hadir. Suasana di lapangan kala itu mulai hidup dengan warna-warni keceriaan dan nostalgia. Anak-anak PMM berkumpul dengan senyum di wajah, mencerminkan kombinasi perasaan antara kegembiraan karena prestasi yang dicapai selama program dan kerinduan lantaran akan meninggalkan teman-teman yang telah menjadi keluarga selama ini. Air mata campur aduk dengan tawa dan senyum menghiasi wajah-wajah kami.

Saya pribadi masih tidak menyangka akan meninggalkan Tanah Rencong tidak lama lagi. Provinsi dengan julukan ‘Serambi Makkah’ ini merupakan salah satu tempat impian saya untuk dikunjungi. Aceh, khususnya Universitas Bina Bangsa Getsempena, menjadi wadah pertemuan bagi keanekaragaman budaya Indonesia.

Kami, mahasiswa dari berbagai kampus di luar Pulau Sumatera berkumpul, membawa serta keunikan dan kekayaan budaya dari daerah masing-masing. Di tengah keanekaragaman tersebut, satu elemen yang terus mempersatukan kami adalah Aceh.

Sebagai tempat pertemuan dan penuh simbolisme, Aceh menjadi ikon yang menyatukan kami sebagai mahasiswa program PMM dalam suka dan duka. Aceh, dengan segala kelebihan dan keunikan budayanya, menjadi titik temu di mana toleransi dan persaudaraan menjadi kunci utamanya.

Selama hampir lima bulan lamanya, perpisahan menjadi bayangan yang semakin dekat. Meskipun kebersamaan kami sebentar lagi akan berakhir, saya harap kami semua dapat memilih untuk melihatnya sebagai awal dari petualangan baru. Aceh, dengan semua kenangan manis dan pahitnya, akan tetap menjadi magnet yang mempererat ikatan persahabatan di antara kami. Saya dan teman-teman PMM berjanji akan membawa semangat Aceh ke tempat asal masing-masing. Meskipun kami akan berpisah secara fisik, tetapi Aceh akan selalu hidup dalam hati kami, menjadi pengingat akan kekuatan persatuan dan keberagaman Indonesia.

Meskipun perpisahan selalu meninggalkan kerinduan, tetapi pengalaman dan kenangan yang diperoleh selama program PMM 3 Inbound di UBBG akan menjadi bekal berharga dalam setiap perjalanan hidup kami.

Perpisahan bukanlah akhir, melainkan awal dari hubungan yang akan terus dikenang dan dijalin meskipun terpisah oleh jarak. Pisah hanya di lahirnya, di hati kita tetap bersatu, kita tetap bersama.

Artikel ini telah tayang di Serambi Indonesia dengan judul “Budaya Nusantara Bergema dalam Pentas Perpisahan PMM 3 di UBBG”, https://aceh.tribunnews.com/2024/01/18/budaya-nusantara-bergema-dalam-pentas-perpisahan-pmm-3-di-ubbg?page=all.

Bagikan
Skip to content