Qanita & Risna Utusan Indonesia di Lokakarya Internasional di Kirgistan

10 Juli 2020 | BBG News

BANDA ACEH – Direktur Aceh Natutal, Lembaga Penelitian di Aceh, Zainal Abidin Suarja mengatakan, Dua orang Junior Program Manager FKM BKA WYU, Qanita Putri Imara dan Risna Ernita mengikuti lokakarya internasional yang diadakan oleh FRIDA secara online.

Lokakarya ini dilaksanakan dalam dua Bahasa (satu dalam bahasa Inggris dan satu dalam bahasa Rusia) pada hari Kamis, 9 Jul 2020 pukul 15.00 KGT (Waktu Bishkek, Kirgistan) atau pukul 16.00 WIB.

Hal ini dikatakan Zainal Abidin Suarja dalam release pers yang diterima Pemburunews.co, kamis malam.

Dikatakan Zainal, hadir sebagai pemateri dalam lokakarya tersebut adalah Mrs. Aizat Shakieva, seorang aktivis feminis dari Kirgistan, spesialis keamanan holistik yang bekerja melalui peningkatan dan pengembangan kesadaran tubuh.

Aizat , tambahnya, saat ini belajar di Institut Tari Holistik dan Gerakan Austria di Moskwa dan praktik online Bodymind dan kursus tentang kesejahteraan digital University of York.

Dia juga biasa mengadakan praktik-praktik tubuh mingguan dan mengontak gerakan gerakan yang otentik di Bishkek. Kirgistan.

Zainal Abidin Suarja menyebutkan, terpilihnya Qanita dan Risna menjadi wakil Indonesia tidak terlepas dari aktivitas dan program-program mereka selama ini yang berhubungan dengan gerakan-gerakan perempuan di Indonesia,

” Alhamdulillah dari 20 peserta yang lulus dan diundang ke kegiatan tersebut, 2 nya berasal dari Indonesia dan Aceh”, kata Zainal dalam nada bersyukur.

Sedankan Risna Erita menyebutkan, Seluruh lokakarya bertujuan untuk memahami dan menyadari bagaimana sikap kita sehari-hari terhadap tubuh kita memiliki dampak berbeda pada kesejahteraan, tentang stres dan bagaimana kita dapat menguranginya dan meningkatkan keadaan emosi kita dengan melatih gerakan sederhana, atau sekadar bernapas dan memberikan tubuh kesempatan untuk .

Seluruh ide , katanya, adalah refleksi tubuh diri dan membangkitkan kesadaran di dalam dan di luar tubuh, yang mungkin membawa wawasan dan perspektif baru yang berbeda dalam hal hubungan tubuh-pikiran kita.

“Lokakarya ini sendiri adalah bagian dari dukungan terhadap komunitas perempuan dalam menghadapi pandemic covid-19 di seluruh dunia”, katanya.

Diharapkan, tambanta lagi, para perempuan terdampak dan yang sedang melewati masa-masa sulit ini mendapatkan latihan dasar dan keterampilan dalam mengelola stress dan menguatkan imun melalui gerakan-gerakan sederhana yang terstruktur.

Sementara itu Qanita sendiri berharap bisa segera mengimplentasikan ilmu dan keterampilan yang didapatkannya tersebut di Aceh.

“Kami berencana ingin melakukan pelatihan awal kepada adik-adik kami di STKIP Bina Bangsa Getsempena, sebagai alumni dari insitusi pendidikan tersebut, ilmu dan keterampilan baru ini diharapkan bisa memberikan skill baru bagi para calon-calon guru dalam memberikan pelayanan dukungan “Pendidikan Kebiasaan Baru” terutama pada prodi PAUD dan Penjaskesrek yang kemudian akan kami kembangkan di beberapa institusi pendidikan lainnya di Aceh” ujarnya.(r/k)

Bagikan
Skip to content