Taman Putroe Phang, Bukti Cinta Sultan Iskandar Muda

11 Juli 2021 | BBG News

Serambi Indonesia, edisi Rabu 7 Juli 2021

Intan Makfirah, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh dan Anggota Unit Kreativitas Mahasiswa (UKM) Jurnalistik kampus setempat, Melaporkan dari Banda Aceh.

Aceh, merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak tempat bersejarah yang cocok dijadikan pilihan untuk berwisata. Tempat-tempat tersebut telah menjadi saksi tentang hal-hal yang dahulu pernah terjadi. Taman Putroe Phang, merupakan salah satu tempat bersejarah di Aceh yang dulunya memiliki kisah menyentuh hati. Taman indah ini merupakan bukti cinta dari seorang sultan kepada permaisuri yang teramat dicintainya. Sultan tersebut adalah sultan Iskandar Muda, sultan Aceh ini menikahi seorang putri dari kerajaan Pahang, Malaysia yang kemudian akrab dipanggil dengan Putroe Phang. Konon, sebagai seorang sultan, Iskandar Muda mempunyai kesibukkan yang teramat banyak, hal ini membuat sang permaisuri terkadang merasa kesepian. Tak ingin kekasih hatinya bersedih, sultan Iskandar Muda akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah taman nan indah sebagai tempat bermain sang permaisuri. Benar saja, taman ini menjadi tempat favorit bagi sang permaisuri untuk menghabiskan waktu sembari menunggu sang sultan kembali.

Kini, taman Putroe Phang masih berdiri tegak di tengah kota Banda Aceh, keasriannya masih terjaga sampai sekarang membuat taman ini menjadi pilihan masyarakat sekitar untuk menghabiskan waktu luang. Beberapa waktu lalu saya bersama teman juga mengunjungi lokasi ini, kami berniat untuk jalan santai sembari melepas penat. Memasuki taman, kami langsung disuguhi dengan keindahan taman, rasa sejuk mulai menyentuh kulit dikarenakan banyaknya pohon rindang yang tumbuh di taman ini. Kami memutuskan untuk berkeliling taman, sembari berjalan saya terbayang akan keromantisan kisah cinta seorang sultan kepada wanita yang sangat dicintainya itu, pasti begitu besar hingga ia membuatkan sebuah taman indah nan megah ini. Bersama para dayang-dayangnya, permaisuri Putroe Phang pernah menghabiskan waktu disini, sungguh menyenangkan bisa menghabiskan waktu di tempat yang dahulunya hanya diperuntukkan untuk para petinggi kerajaan Aceh.

Ketakjuban kembali menghampiri mata kami saat melihat sebuh jembatan gantung yang dialiri sungai dibawahnya, kami melangkah menaiki jembatan. Tak ingin kehilangan momen, kamipun mengabadikannya dengan bersua foto mengabadikan keindahan taman. Setelah melewati jembatan, kami terus melangkahkan kaki, sembari bercerita dan sesekali tertawa, tak terasa kami tiba di Pinto Khop. Pinto Khop, merupakan monumen yang dahulunya merupakan gerbang penghubung antara istana kerajaan dengan taman Putroe Phang. Berdiri tegak dengan warna putih, Pinto Khop memiliki bentuk yang unik dan menarik perhatian pengunjung untuk melihatnya. Monumen ini dikelilingi dengan sedikit halaman yang mengitarinya membentuk lingkaran, bagai mengapung diatas sungai yang terhubung dari sungai di bawah jembatan gantung. Ada sebuah jalan untuk para wisatawan melangkah memasuki area Pinto Khop, sehingga kita bisa melihatnya dari dekat. Disamping Pinto Khop, terdapat sebuah batu tulis, berisikan sejarah dari taman Putroe Phang. Untuk memasuki Pinto Khop, saya harus sedikit menundukkan kepala, karena ukurannya yang memang agak rendah. Rasanya sedikit berdebar, mengingat pintu ini dulunya hanya diperbolehkan untuk para bangsawan. Tentu saja, kami kembali mengabadikan momen disini.

Keluar dari Pinto Khop, kami kembali berjalan mengitari taman, saya teringat dengan masa kecil, dahulu saya tinggal di kompleks dekat taman ini sehingga memudahkan menjangkau lokasi ini. Hal itu membuat saya bersama teman-teman sering berjoging atau sekedar bermain di taman indah ini. Namun, setelah pindah ke wilayah yang lebih jauh, saya menjadi jarang mengunjungi lokasi penuh kenangan ini, ditambah dengan kesibukkan yang tidak ada habis-habisnya, membuat susah untuk kembali berkelana menghabiskan waktu di tempat-tempat favorit. Sangat disayangkan, mengingat tempat wisata yang berbau sejarah sangat penting dikunjungi, sebagai pengingat akan kisah masa silam. Namun, kesibukkan setiap orang membuat sulit mencari waktu luang untuk mengunjungi tempat-tempat bernilai sejarah ini. Saat memiliki waktu luanglah orang-orang baru bisa menikmati kunjungan ke lokasi-lokasi favorit. Begitu pula dengan saya, karena sedang memiliki waktu luang, saya mencoba menghabiskannya di tempat indah dan tentram, sehingga rasa stres karena kepenatan kesibukan bisa perlahan menghilang. Sekaligus bernostalgia tentang pengalaman saya yang dahulu sering bermain ke sini. Tak ketinggalan, juga menjadi ajang memperbanyak koleksi foto tempat wisata yang indah.

Asik berjalan, tiba kami di taman bermain. Terdapat beberapa permainan anak-anak di lokasi ini, seperti ayunan, perosotan dan lainnya. Tampaknya, pengurus taman ini sangat tahu apa yang dibutuhkan masyarakat, dengan adanya permainan akan membuat anak-anak betah untuk berada di tempat ini.

Kami kembali melanjutkan perjalanan, tampak pohon-pohon rindang melindungi kami dari sinar matahari, rasa sejuk dari angin segar membelai wajah. Taman yang berada di tengah hiruk-pikuk perkotaan Banda Aceh, sangat sempurna untuk dijadikan lokasi beristirahat sejenak. Sejauh mata memandang, kita akan dimanjakan dengan keelokkan taman ini. Sebelum Covid-19 melanda, Putroe Phang juga menjadi lokasi pertunjukkan seni. Para seniman akan datang untuk menghibur para pengunjung, hal ini yang membuat taman Putroe Phang selalu ramai pengunjung. Para pedagang juga akan singgah di taman ini untuk menjajakan barang dagangannya. Namun sayang, kini kegiatan tersebut harus ditiadakan dahulu, mengingat virus corona yang mengancam kesehatan masyarakat.

Kami masih berjalan, hingga bertemu dengan jembatan gantung satunya, di taman ini terdapat dua jembatan gantung yang dialiri sungai di bawahnya. Kedua jembatan tersebut menjadi objek menarik bagi para wisatawan, keberadaannya menyempurnakan keindahan taman Putroe Phang. Taman yang telah ada sejak beberapa tahun silam ini masih berdiri anggun menghiasi kota Banda Aceh. Seakan menunggu orang-orang yang penat akan rutinitas untuk segera menghirup udara segar. Taman Putroe Phang, merupakan sebuah bukti cinta seorang sultan terhadap permaisuri terkasihnya, dan kini masyarakat masih menjaganya, membuktikan kecintaan masyarakat Aceh terhadap destinasi yang bersejarah. Tempat ini sangat cocok dijadikan pilihan berwisata, selain karena fasilitasnya yang luar biasa, Putroe Phang akan menjadi lokasi yang tepat untuk mengenang sejarah indah yang dahulu pernah terjadi. Hal ini juga akan menjadi ajang menumbuhkan rasa cinta akan sejarah dan membangkitkan rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang bersejarah. Bagi mereka para wisatawan dari luar Aceh, destinasi Putroe Phang akan menjadi tempat wisata yang akan memberikan informasi dan pengalaman baru dalam berwisata.

Bagikan
Skip to content