Dimuat di Serambi Indonesia, edisi 1 September 2022
Mirda Mastura, mahasiswi Prodi Sarjana Keperawatan UBBG dan anggota UKM Jurnalistik kampus setempat, melaporkan dari Banda Aceh. Email: mirdamastura07@gmail.com
Sebagai mahasiswa dengan program studi keperawatan, saya dan teman teman seangkatan sering kali melakukan praktik di Laboratorium Kesehatan. Terlebih lagi saat akhir semester musim turun lapangan tiba, sebelum dilepas ke rumah sakit kami akan dibekali persiapan yang akan membantu saat praktik klinik di rumah sakit. Pembekalan yang dilakukan akan disesuaikan dengan mata kuliah yang akan kami praktekkan saat di rumah sakit. Seperti akhir semester empat ini kami akan melakukan praktik klinik mata kuliah KMB (Keperawatan Medikal Bedah) dan Keperawatan Maternitas di rumah sakit dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.
Pembekalan yang dilakukan untuk mata kuliah KMB adalah pemasangan kateter urine, pemasangan NGT (Nasal Gastrointestinal Tube), dan RJP (Resusitasi Jantung Paru). Sedangkan untuk mata kuliah maternitas ada praktik pemeriksaan leopold, pemeriksaan pap smear, pemasangan KB IUD (Intra Uterine Device), dan praktik IVA (Inspeksi Visual Asetat).
Materi pembekalan yang pertama dimulai dengan pemasangan kateter urine. Pemasangan kateter urine dilakukan dengan indikasi pasien yang terhambat jalan keluarnya urine karena berbagai faktor seperti kanker prostat, ISK (Infeksi Saluran Kemih), atau pada pasien yang dalam pemantauan cairan input dan output nya, baik pada wanita atau pada pria.
Kemudian dilanjutkan materi kedua yaitu RJP dengan media pembelajaran manekin menyerupai setengah badan manusia yang sudah dirancang khusus. Indikasi pasien yang harus dilakukan RJP adalah pasien gawat darurat henti jantung dan henti nafas. Pemberian pertolongan RJP ini hanya bisa dilakukan oleh profesional dengan teknik 30x kompresi dan 2x pemberian bantuan nafas / oksigen.
Selanjutnya materi pembekalan ketiga pemasangan NGT. Pemasangan NGT dilakukan dengan indikasi pasien yang tidak dapat makan melalui mulut karena berbagai faktor seperti mal fungsi saluran pencernaan atas, pasien tidak sadar (koma), stroke, dan sebagainya. Pemasangan NGT dilakukan dengan memasukkan alat bantu berupa selang yang disambungkan dari hidung ke lambung, sehingga pasien tidak perlu makan dengan cara
mengunyah dan menelan. Tapi langsung masuk ke lambung. Adapun cara pemberian makannya dengan bantuan spuit ukuran 20 ml (alat suntik tanpa jarum), dan makanan yang beri berupa sonde (campuran susu dan bubur) sesuai nutrisi yang dibutuhkan.
Terlepas dari mata kuliah KMB, kami melanjutkan pembekalan untuk mata kuliah keperawatan maternitas yang berlangsung sekitar 2 hari. Dimulai dengan pembekalan praktik pemeriksaan leopold. Pemeriksaan leopold umumnya dilakukan di usia kehamilan 34-36 minggu ke atas. Pemeriksaan leopold terdiri dari 4 tahap dan bertujuan untuk mengetahui tinggi fundus uteri, posisi dan presentasi janin, serta untuk mengetahui apakah bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul.
Lalu dilanjutkan dengan materi pembekalan praktik pemasangan IUD. Yang merupakan alat kontrasepsi berbentuk seperti “T” dan berukuran sekitar 3 cm. IUD akan dipasang dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan menghentikan sperma untuk mencapai dan membuahi sel telur. Alat kontrasepsi ini dapat mencegah kehamilan hingga jangka waktu lima sampai sepuluh tahun.
Selanjutnya, kami melanjutkan materi pembekalan pemeriksaan pap smear (Deteksi dini kanker serviks). Tujuannya adalah mendeteksi dini potensi kanker serviks yang dipicu oleh infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini bisa menular lewat kontak kulit atau kontak seksual. Pemeriksaan pap smear sangat bermanfaat bagi wanita yang sudah berhubungan seksual, karena kanker serviks secara spesifik menyerang wanita. Bila diketahui risiko kanker serviks dari pap smear, dokter bisa segera mengambil tindakan pengobatan dengan segera.
Kemudian yang terakhir ada materi pembekalan IVA (Inspeksi Visual Asetat), yang merupakan pemeriksaan untuk melihat infeksi vagina pada wanita menggunakan asam asetat. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang paling sederhana dan bisa dilakukan di pelayanan kesehatan Puskesmas terdekat.
Dapat disimpulkan, Laboratorium Kesehatan Universitas Bina Bangsa Getsempena merupakan laboratorium yang digunakan untuk praktik simulasi tindakan kepada pasien. Didesain khusus menyerupai rumah sakit, dengan tujuan mahasiswa kesehatan dapat mudah beradaptasi saat praktik klinik di lingkungan Rumah Sakit. Saat pertama kali memasuki laboratorium ini, akan disambut dengan suasana nyaman seperti fasilitas kesehatan, dimana ada ruang UGD (Unit Gawat Darurat) yang dapat memberikan pelayanan langsung kepada mahasiswa yang sakit atau cedera saat berolahraga.
Tak hanya UGD, laboratorium kesehatan juga menyediakan apotek yang berada tepat di depan ruang UGD, dengan pelayanan akan diberikan langsung oleh dosen Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
Demi mendukung proses pendidikan dalam laboratorium, telah difasilitasi peralatan dan perlengkapan medis sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku. Seperti ujicoba tindakan dilakukan dengan manekin sebagai pengganti pasien yang sebenarnya. Manekin yang digunakan sebagai media pembelajaran sudah didesain khusus sesuai kebutuhan metode pembelajaran.
Sebagai contoh Manekin tangan digunakan sebagai media melatih pasang infus, manekin bagian panggul sebagai media pembelajaran dalam proses melahirkan normal, manekin setengah tubuh sebagai media pembelajaran pompa jantung /RJP, manekin bayi dan anak sebagai pembelajaran keperawatan anak, dan manekin utuh menyerupai tubuh manusia yang dipergunakan untuk pemeriksaan fisik secara komprehensif.
Selain itu laboratorium kesehatan juga terbagi dalam beberapa Stase ruangan. Ada laboratorium anatomi, laboratorium konseling, laboratorium KB (Keluarga Berencana), laboratorium neonatus, laboratorium komunitas, laboratorium gadar, maternal dan neonatal, laboratorium bayi anak dan balita, laboratorium PNC (Postpartum Care), laboratorium INC (Intra Natal Care), laboratorium ANC (Ante Natal Care), laboratorium UGD, laboratorium sentral, dan juga laboratorium Audio Visual.
Mahasiswa kesehatan yang akan menggunakan laboratorium kesehatan diwajibkan untuk mengantar form permohonan fasilitas laboratorium dan daftar perlengkapan yang akan digunakan minimal 2 hari sebelum demonstrasi pembelajaran dilakukan. Selama belajar dalam laboratorium, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen pembimbing sesuai mata kuliah untuk melakukan aktivitas praktik menggunakan fasilitas laboratorium.
Umumnya saat melakukan pembelajaran praktik dalam laboratorium, dosen pendamping akan melakukan contoh tindakan terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan proses tanya jawab dan diskusi mengenai indikasi dan kontra indikasi terhadap tindakan yang
dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan sesi praktik tindakan dan perawatan yang dilakukan perorangan atau kelompok dengan pengawasan langsung oleh dosen.
Perlu diingat bahwa semua praktik tadi hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan berpengalaman, dan tidak boleh dilakukan oleh orang tanpa pengetahuan dan pengalaman yang cukup.