Laga dramatis antara Persiraja vs PSS Sleman di babak 8 besar Liga 2 2018 yang dimenangkan oleh tuan rumah dengan skor 2-1, menghadirkan banyak cerita. Baik dari tribune penonton maupun aksi para pemain di lapangan hijau.
Mulai dari kembali cederanya Vivi Asrizal, debut pertama Azka Fauzi, hingga kurang maksimalnya penampilan Viktor Pae. Dua assist Husnuzhon menjadi pembuka jalan, gol pertama Zamrony membangkitkan asa, sedangkan gol injury time Andre Abubakar merupakan penentu.
Di balik segala aksi di pertandingan itu, ada satu nama yang bila diperhatikan seksama memegang peranan penting di lini tengah. Dia pantas diapresiasi bahkan mendapatkan tepuk tangan dari penonton. Dia adalah Rizky Yusuf Nasution, gelandang muda harapan Aceh.
Pemain dengan nomor punggung 26 itu memang tidak tampil sebagai starter. Dia masuk saat babak kedua dimulai menggantikan Viktor Pae yang tampil kurang maksimal. Pilihan pelatih Akhyar Ilyas tepat. Rizky mampu tampil brilian mengawal area tengah Persiraja.
Sepanjang babak pertama, gelandang bertahan tampak keteteran. Viktor Pae sering meninggalkan daerahnya, kadang berhasil memenangkan duel, tetapi salah saat melakukan passing. Kehilangan momentum juga acap kali terjadi saat transisi ke penyerangan. Akibatnya Zamrony yang diplot sebagai gelandang serang kewalahan dalam mengatur ritme.
Masuknya pemain 21 tahun itu langsung memberikan dampak positif. Dia berani dalam berduel, pandai membaca arah bola, serta ketenangan merupakan kelebihan yang dimilikinya. Dari tribune penonton, ribuan pasang mata memberikan apresiasi dengan tepuk tangan.
Saat disinggung mengenai hal itu, gelandang yang pernah memperkuat Borneo FC dan Persika Karawang ini memilih merendah. Baginya, dia hanya mengikuti instruksi pelatih. Selain itu, tampil di kandang seyogyanya harus dioptimalkan, terlebih dia bersama pemain lainnya sudah melakukan persiapan sebelumnya.
Selama bergabung dengan Persiraja sejak putaran kedua Liga 2 Indonesia hingga babak delapan besar, Rizky Nasution sudah tampil sebanyak delapan kali. Dan hanya sekali masuk dalam starting eleven.
Baginya, masuk tidaknya sebagai pilihan inti bukanlah sesuatu hal yang patut dipusingkan. Namun, sebagai pesepak bola pada umumnya tentu punya harapan menjadi starter. Hanya saja, kepentingan tim adalah hal yang lebih dikedepankan.
“Perasaan ya biasa saja, yang namanya pesepak bola sudah pasti ingin main sebagai starter. Tapi kami di sini tim, semua keputusan bermain ada di pelatih. Terpenting saat dikasih kesempatan bermain harus bisa mengambilnya. Hal paling penting lagi bagi saya kebutuhan tim terpenuhi, sehingga bisa menang di setiap pertandingan,” sebut Rizky.
Menterengnya penampilan di laga melawan PSS tidak membuatnya jemawa. Dia tidak begitu tertarik disebut sebagai supersub. Prinsip yang dipegangnya sebagai pemain yang diturunkan dari bangku cadangan harus memberi perbedaan bagi tim. Agar dapat menunjang hal tersebut, dia mengaku tidak memiliki rahasia khusus. Selain mentalitas, kerja keras dan latihan menjadi kunci.
“Tidak ada rahasia. Semua itu rezeki dari Allah SWT dan terpenting kerja keras dan fokus di latihan akan sangat berpengaruh di pertandingan,” bebernya.
Saat ini harapanya hanya satu, membawa Persiraja promosi ke Liga 1. Selain sebagai pemain Persiraja, saat ini dia juga tercatat sebagai mahasiswa STKIP BBG Banda Aceh. Baginya, sepak bola itu penting, dan pendidikan juga tidak boleh dilupakan.
Pemain yang mengidolakan Bambang Pamungkas ini terus berdoa dan berusaha untuk dapat tampil lebih baik dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Baginya, menjadi pesepak bola juga bagian untuk membanggakan keluarga serta masyarakat Aceh.
Sumber: Jawa Post: Rizky Yusur, Geliat Darah Muda Persiraja