Cerpen: Selasa Fitri
Aku terbangun dari tidur untuk yang sekian kali setelah bermimpi tentang ibu. Dan ibu
adalah mimpi buruk. Wajahku yang kering penuh dengan keringat. Kuusap dahi dan wajah
dengan kedua telapak tanganku yang besar. Desiran angin malam yang dingin belum
mampu menghentikan keringan bercucuran yang membuat wajah putihku lembab. Mengapa
ibu selalu menjelma dalam mimpi?
Hawa sejuk menyelusup kamar melalui jendela terbuka, jendela papan batang kelapa.
Udara dingin memberi sedikit ketenangan pada batinku yang gelisah, ya cuma sentuhan
angin yang mampu memberi sedikit penawar luka hati yang diberikan ibu melalui mimpi.
Saat umurku 7 tahun ibu meninggal dunia. Sementara ayah menikah lagi dengan wanita
lain, aku tak pernah tahu penyebab ibu meninggal, ayah pernah bercerita ketika aku kecil ibu
sakit-sakitan dan segala usaha ayah untuk mengobati ibu,akan tetapi sia-sia. Padahal ibu
adalah perempuan yang baik, ayah pun sangat mencintai ibu.
Setelah ibu meninggal aku melarang ayah untuk menikah lagi. Bahkan karena membantah ayah
aku pernah kabur dari rumah demi menghalangi ayah untuk tidak menikah lagi. Aku heran
kenapa ayahku lebih memilih janda tiga anak itu,ketimbang mengikut keinginanku.
Setelah ayah menikah aku tidak tinggal bersama mereka tapi aku diasuh oleh saudara
angkat ayah dan disana aku diangkat menjadi anak. Sebenarnya aku sangat sedih ketika
melihat teman-temanku mereka tinggal dengan ayah ibu mereka, sementara aku bersama
orang lain yang hanya menjadikan anak angkat. Kupikir semua ini harus ku terima
dengan dada yang lapang.
Dulu saat ayah menikah dengan ibu tiri. Aku sempat tinggal bersama mereka. Tetapi aku
selalu dibeda-bedakan dengan saudara tiriku. Aku selalu mencoba untuk tidak menyakiti,
membata ibu namun apa yang kuterima perlakuan ibu tiriku sangat menyakitkan dan terus
saja membeda-bedakanku apa lagi ketika ayah tidak dirumah dengan senang hati ia
memarahi, tampa ku tahu apa sebenarnya kesalahan yg ku buat.
Gonggongan anjing liar tak jauh dari sini. Membuat ku tersentak dari lamunan. Aku
bangkit dari tempat tidur beralas kasur palembang tangan kanan ku meraih bantal yang ku
lempar ke selah jendela. Dasar anjing sialan! Kalian Cuma bisa menggonggong di malam
hari apakah lidah kalian kelu waktu siang? Teriakku…….
Ibu tidak mungkin marah padaku. Dia kerap hadir dalam mimpi-mimpiku dan sangat
menyayangiku. Aku memang sudah tak ingat lagi kapan terahir aku ziarah ke makam
ibu. Memang sering aku mengajak ayah tetapi jawaban ayah selalu nanti, sampai
saat ini aku tak pernah tahu apa alasan ayah melarangku…
Aku pun terdiam.
Apakah ibu sedih karena aku tak pernah jiarah kemakamnya.?……tidak ibu tak tahu
bertapa menderitanya aku saat ibu pergi….
Suara tokek menghentikan teriakanku, aku menoleh kearah suara itu. Namun ,tak ada
apapun disana,aku melihat kesisi lain dinding yang ada hanya ada cicak yang merayap
malas. suara tokek itu mengejek ku,,,,tapi dia tidak sama sekali muncul…. dan lelah
kupejamkan mata ini, tapi sama sekali tak bisa…kepala ku sakit terasa jantungku berhenti
berdetak aku pun amberukk ke atas lantai.
Mataku melihat sosok seorang perempuan yg berjalan mendekatiku, terdiam sejenak. Dia
adalah ibuku,,,ku pegang tangannya,ku peluk dia,,,tapi ia menghindar dari pelukan ku,
“kenapa aku tidak boleh memeluk ibu?,,tanyakku tak rela…
“kamu tidak pantas memeluk ibu!…apa salaku ibu,,jawab ku. Rasanya air mata tak bisa
ku budung lagi ketika ibu bicara.
“kau tak perna mengunjungi ibu dan telah melupakan ibu.!rasa sedihi terpancar dari raut
Wajahnya. Aku pun menangis didepan ibu dan berkata” aku sangat menyayangimu dan selalu di
dalam lubuk hatiku,,seandainya ibu tahu betapa menderitanya aku setelah ibu pergi. Setiap
saat air mata ini bercucuran merindukan kasih sayang seorang ibu..tapi apa yg bisa ku
lakukan hanya bisa sabar dan melapangkan dada..walau terkadang penderitraaan silih
berganti seperti hari-hari berlalu.
Ibu sabar aku janji ketika aku telah sukses aku akan datang mejenggukmu ibu…mencoba
menyakinkan ibu.banyanggan perempuan itu pun hilang seketika…seiring suara tokek yang
menyaut. Terdengar ditelingaku suara kokokkan ayam yang sangat keras,,,,,teryatah hari sudah
pagi….rupanya aku mimpi didatangi ibu, badan ini tergeletak diatas tikar…dan saat itu
pulah aku sadar bukan hanyak aku yang merindukan ibu…tetapi ibu juga merindukan diriku.
Dan sampai saat ini ayah belum juga bemberi alasan kenapa aku dilarang untuk ziarah.
Selasa Fitri, Mahasiswa PBSID STKIP BBG