Regina Rahmi, dari Penyiar Radio hingga Menjadi Seorang Dosen

18 Juli 2020 | BBG News

Serambi Indonesia, edisi Sabtu 18 Juli 2020

Regina Rahmi, pernah menjadi guru Mikey and Minnie English School Lhokeumawe, guru bakti di MTsN Kecamatan Jangka, Bireuen dan pernah menjadi guru bakti

Banyak dosen yang meraih kesuksesan ternyata telah banyak melewati berbagai macam rintangan dan aneka pekerjaan. Salah satunya adalah Regina Rahmi, M.Pd., Dosen Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh ini sebelumnya telah menggeluti berbagai macam profesi. Regina pernah menjadi guru Mikey and Minnie English School Lhok Seumawe, guru MTsN Kec. Jangka, dan guru bakti SMAN 2 Bireuen. Beliau juga pernah menjadi relawan International Rescue Committee (IRC) dan penyiar radio Citra FM. Kemampuan retorikanya bertambah baik karena selalu berhadapan dengan berbagai elemen masyarakat. Hal itu yang menjadikan dirinya sebagai seorang pribadi yang kuat dan tegar.

Terlahir dari keluarga sederhana pasangan M. Amin Abdul Gani (Alm) dan Darmiati Daud Buket di Desa Lhok Awe Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen ini sekarang menjalani hari-harinya menjadi seorang pengajar di kampus STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswan, Kerja Sama, dan Alumni di kampus setempat.

“Selain melakukan koordinasi kegiatan kerjasama untuk mencari jejaring bagi alumni dan ketersediaan beasiswa, kegiatan keseharian yang saya laksanakan adalah membimbing mahasiswa untuk memiliki skill lain dalam mempersiapkan mereka terjun ke masyarakat pasca kelulusan nantinya melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),” ujarnya.

Regina menambahkan bahwa aktivitas UKM dilakukan secara kolektif dibawah koordinasi wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama. Pembimbingan dibantu oleh beberapa Koordinator yang membidangi UKM dengan penunjukan langsung oleh ketua berdasarkan Surat Keputusan resmi. Regina selaku pejabat struktural yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan ektrakurikuler mahasiswa tersebut menganggap ini sangat penting dimana mahasiswa memiliki bakat dan minat yang luar biasa sebagai modal mereka mengabdikan diri kelak. Oleh Karena itu, STKIP BBG membuat sebuah kebijakan bahwa seluruh mahasiswa wajib mengikuti satu UKM yang bisa mengasah bakat mereka. Alhamdulillah kebijakan tersebut telah membawa STKIP BBG menjadi salah satu Kampus Swasta Terbaik di Aceh dalam kurun waktu dua tahun berturut turut. Sebuah keniscayaan bahwa mahasiswa pun memahami kebijakan UKM ini untuk membentuk pola pikir kemandirian mereka. Hal itu terbukti dengan banyak sekali prestasi di kancah regional, nasional dan internasional. Ribuan terima kasih bagi seluruh koordinator yang dengan gigih mendampingi dan mengasah skill mahasiswa yang multitalenta.

Terlebih dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh mahasiswa sebagai penciri belajar merdeka yang akan diterapkan oleh pemerintah telah dilaksanakan sejak lama oleh STKIP BBG yaitu mulai tahun 2013 yang diterapkan melalui peraturan akademik sebagai penunjang tri dharma perguruan tinggi.

Ketika ditanya apa kendala apa yang dihadapi saat menjabat sebagai wakil ketua bidang kemahasiswaan sembari tersenyum Regina menjawab bahwa semua pekerjaan itu memang tidak lepas dari resiko dan kendala, tergantung cara kita menyikapinya. Tentu saja jika semua itu dilakukan dengan baik, cermat, dan bijak niscaya semua bisa teratasi.
“Hadapi dengan senyuman, selalu positif thinking, dan cintailah pekerjaan tersebut,” ujar alumni SMAN 3 Bireuen ini.

Artikel ini telah tayang di Serambi News dengan judul “Regina Rahmi, Berawal dari Penyiar Radio hingga Menjadi Dosen”, https://aceh.tribunnews.com/2020/07/16/regina-rahmi-berawal-dari-penyiar-radio-hingga-menjadi-dosen.

Bagikan
Skip to content