Ratusan mahasiswa, guru, kepala sekolah dan praktisi mengikuti kegiatan seminar nasional di kampus UBBG. Kegiatan yang bertema; “Bangkitkan Pendidikan, Teknologi, dan Kesehatan Lebih Cepat untuk Indonesia Lebih Kuat” berlangsung di Plenary Hall kampus setempat, 19-20 Oktober 2022. Keynote Speaker pada kegiatan tersebut adalah Dr. Ir. Rizal Munadi, M.M., M.T. (Kepala LL Dikti Wilayah XIII Aceh). Narasumber di antaranya Suhartini, S.Kp., MNS., Ph.D dari Universitas Diponegoro, Dr. Ramzi Adriman, S.T., M. Sc. dari Universitas Syiah Kuala, dan Sulaiman Bakri, S.Pd., M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh.
Kegiatan dibuka oleh Rektor UBBG Dr. Lili Kasmini, S.Si., M.Si., Dalam sambutannya beliau menyatakan bahwa pelaksanaan seminar nasional tercetus karena kami mengingat pentingnya sebuah gebrakan besar dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan teknologi. Tiga aspek ini kita rasa sangat penting karena ini menjadi pilar utama dalam meningkatkan pelayanan masyarakat. Ketiga aspek ini juga bersinergi dalam membangun sebuah peradaban dan budaya masyarakat yang bermartabat.
UBBG merupakan salah satu perguruan tinggi unggul di Aceh yang mempunyai misi yang besar dalam meningkatkan SDM di bidang teknologi, pendidikan, dan kesehatan. Buktinya UBBG mendapatkan kepercayaan Kemendikbud untuk penyelenggaraan PPG. Hampir 1000 kuota yang diberikan Kemdikbud untuk PPG UBBG Baik Daljab maupun Prajab. Begitu juga dengan alumni keperawatan dan kebidanan yang bekerja di rumah sakit ternama di Aceh.
Al Fajri Kemal Aiyub, ketua panitia dari Mahasiswa S2 Pascasarjana Universitas Bina Bangsa Getsempena, menyatakan bahwa peserta kegiatan ini mencapai 400 orang. Bahkan masih banyak peserta yang ingin mendaftar namun tidak bisa lagi karena sudah melebihi kapasitas. Hal ini menunjukkan antusias masyarakat sangat tinggi. Terima kasih kepada panitia yang bekerja keras, ikhlas, dan tuntas sehingga acaranya ini bisa terselenggara dengan baik. Inilah adalah kesuksesan perdana penyelenggaraan seminar nasional dari generasi perdana S2 Penjaminan Mutu Pendidikan UBBG. Semoga kegiatan ini akan berdampak baik bagi peningkatan mutu pendidikan di Aceh.
Dr. Rizal Munadi, M.M., M.T., Keynote Speaker menyampaikan tentang potret pendidikan tinggi di Aceh. Hal itu menjadi wewenang dan tanggung jawab LL Dikti Wilayah XIII dalam mengurus mutu pendidikan tinggi di Aceh. Hal ini sangat relevan dengan topik kegiatan seminar nasional yang diselanggarakan yakni tentang penjaminan mutu. Beliau menyampaikan bahwa banyak permasalahan penyelenggaraan pendidikan tinggi di Aceh di antaranya masalah akreditasi, pelayanan, pencapaian mahasiswa, jabatan fungsional dosen, penelitian dan pengabdian, dan lain sebagainya. Ini menjadi pekerjaan berat bagi LL Dikti Wilayah XIII untuk memacu perguruan tinggi di Aceh agar terus meningkatkan mutu. Ditambah lagi sekarang lembaga pelayanan perguruan tinggi ini tidak hanya mengurus PTS tetapi juga beberapa PTN.
Sulaiman Bakri, S.Pd.,M.Pd. pemateri pertama menyatakan bahwa dunia pendidikan berubah begitu dinamis. Sistem dan kurikulum pun terus berganti. Tentu bagaimana kita harus mampu menyesuaikan dan beradaptasi dengan berbagai perubahan. Sekarang sudah ada program merdeka belajar yang digagas oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Apakah kita mampu mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar tersebut mengingat sistem dan program yang digagas terkadang tidak korelatif dengan kenyataan di lapangan. Hasil penelitian pakar menyatakan bahwa implementasi pendidikan di negara kita bergerak cukup lambat. Efek pandemi telah memperparah kekosongan pembelajaran dan berdampak pada mutu. Butuh kerja keras. Butuh peran dari perguruan tinggi untuk meningkatkan ini semua. UBBG harapannya menjadi tolak ukur peningkatan mutu pendidikan.
Suhartini, S.Kp., MNS., Ph.D pemateri kedua menyatakan bahwa pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kesehatan. Sayangnya dua komponen ini belum mendapatkan perhatian lebih dari padahal dengan tubuh, jiwa, dan pikiran yang sehat akan berdampak pada keberlangsungan pendidikan berkepanjangan. Kita harus sehat dan berpendidikan. Oleh karena itu, kita harus memikirkan bagaimana cara memberdayakan kesehatan untuk mendukung pendidikan. Begitu juga pada perguruan tinggi. Harus memberdayakan aspek kesehatan dalam dunia akademik dengan berbagai bentuk program inovatif dan berkarakter.
Dr. Ramzi Adriman, S.T., M. Sc., pemateri ketiga menyatakan bahwa peran teknologi dalam mendukung SDGs. Teknologi sebagai alat pendukung pendidikan itu sendiri. Permasalahanya sekarang adalah kenapa sulit menemukan mitra dalam perusahaan karena sudah mengarah pada 17 permasalahan penelitian dan teknologi saat ini. Kita juga harus berpikir bagaimana dalam dunia pendidikan membahas dan mengkaji tentang isu-isu kesehatan dan teknologi.