Dimuat di Serambi Indonesia edisi Rabu, 24 Juli 2024
Pipi Murfiza, S.Pd., alumnus Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh melaporkan dari Calang, Aceh Jaya
BERBICARA tentang kekayaan alam sungguh tidak akan habisnya. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan alam melimpah. Baik kekayaan laut dan isinya, kesuburan tanahnya, maupun gunung-gunungnya yang di dalamnya memiliki kandungan emas, nikel, dan lain-lain. Termasuk melimpahnya kandungan minyak di berbagai wilayah. Indonesia dan tentunya Aceh memiliki kekayaan alam yang tidak terbatas. Salah satu kabupaten yang menghasilkan tanaman nilam di Aceh adalah Aceh Jaya, tepatnya di Gampong Gunong Buloh Kecamatan Panga. Nilam (Pogostemon cablin benth) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam).
Tanaman ini umum dimanfaatkan bagian daunnya untuk diekstraksi minyaknya dan diolah menjadi parfum, bahan dupa, minyak atsiri, antiserangga, dan digunakan pada industri kosmetik. Dalam perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak patchouli (dari bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya disuling dari daun). Aroma minyak nilam dikenal ‘berat’ dan ‘kuat’ dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau setanggi pada tradisi timur.
Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya. Tumbuhan nilam berupa semak yang bisa mencapai satu meter. Tumbuhan ini menyukai suasana teduh, hangat, dan lembab. Mudah layu jika terkena sinar matahari langsung atau kekurangan air. Bunganya menyebarkan bau wangi yang kuat, bijinya kecil. Perbanyakan biasanya dilakukan secara vegetatif.
Akses perjalanan ke kebun nilam yang ada di Panga tidak terlalu jauh dari perkampungan dan jalanya mudah diakses, kebun Nilam yang berada di Panga saat ini merupakan kebun nilam yang petaninya pernah saya wawancarai. Salah satu faktor daya tarik dari para petani nilam adalah harga minyaknya yang semakin tinggi, yaitu sampai Rp1.200.000,00 per kg, dan juga perawatannya sangat mudah. Penanaman nilam tidaklah terlalu sulit. Adapun cara tanamnya adalah sebagai berikut:
- Pemilihan varietas unggul
- Persiapan lahan
- Penyemaian
- Ppenyiraman
- Pencahayaan
- Pemangkasan
- Pemupukan
- Perlindungan dari hama dan penyakit
- Panen dan penggunaan
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Jaya, Ners Hj Ernani Wijaya, Selasa, 27 Desember 2022 mengatakan, dengan adanya kehadiran sikim nilam, Kabupaten Aceh Jaya dapat memberi nilai tambah terhadap salah satu komoditas unggulan daerah (KUD).
“Produk atsiri/minyak nilam dan berbagai produk turunan seperti body lotion, body butter, minyak wangi, pewangi pakaian, softener pelembut dan pewangi pakaian, sabun cuci piring, sabun mandi cair, sabun batang, sabun mandi batang/padat. Keseluruhan produk ini memiliki kandungan dari unsur minyak atsiri nilam, yang siap bersaing di pasaran. Selain produk turunan nilam juga terdapat produk pupuk kompos sisa terna nilam dari hasil penyulingan, sehingga menjadikan sikim nilam ini sebagai industri zero waste yang semua unsurnya dapat dimanfaatkan.
Kandungan dari atsiri nilam Aceh Jaya sudah dilakukan uji lab memiliki kandungan seperti patchouli alkohol, methanozulene, cyclohexane, caryopyllene, a-Guaiene, 7-methanoazuelene, aciphyllene, dan azulene. Patchouli alkohol sendiri berfungsi sebagai zat pengikat atau penahan laju penguapan komponen volatil sedangkan zat lainnya berfungsi sebagai antiinflamasi, antijamur, antiseptik, dan agen antikanker,” katanya.
Proses pembuatan minyak daun nilam dapat dilakukan dengan destilasi air, destilasi uap-air dan destilasi uap. Untuk menaikkan harga jual minyak atsiri dan mengoptimalkan potensi minyak atsiri, maka perlu dilakukan Usaha untuk menaikkan mutunya sehingga sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI). Salah satu cara adalah memperbaiki teknik destilasi dan memperbaiki kondisi operasi agar proses destilasi dapat menghasilkan minyak atsiri dengan standar mutu yang berlaku.
Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan gelombang mikro (microwave), pertama daun nilam sebanyak 100 gram ditambahkan pelarut atau steam untuk variabel daun kering, untuk daun kering di labu destilasi II diberi steam dari labu destilasi I yang bersuhu 100oC dan tekanannya ± 1 atm yang dialirkan ke labu destilasi II, sedangkan untuk daun kering dengan penambahan pelarut kemudian memanaskan labu destilasi yang berisi daun nilam dengan mengatur daya pemanas dan suhu pada proses destilasi sesuai dengan variabel yang ditentukan. Kemudian menampung destilat dan memisahkan air dengan minyak menggunakan corong pemisah kemudian minyak disimpan ke dalam freezer, kemudian menganalisis minyak yang dihasilkan.
Dari hasil penelitian diperoleh persentase rendemen minyak yang dihasilkan dengan menggunakan MDP lebih besar daripada menggunakan MDS untuk daun nilam utuh maupun daun nilam cacah (±2 cm). Perlakuan daun cacah lebih baik secara kuantitas dibandingkan dengan perlakuan daun utuh. Persentase patchouli alkohol pada daun nilam cacah lebih besar dibandingkan dengan daun nilam utuh. Diketahui sikim nilam dibangun atas prakarsa Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Jaya melalui dana Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2021 dan dilanjutkan dengan DAK Fisik tahun 2022.
Sikim merupakan aset milik Pemkab Aceh Jaya yang memberi fasilitas kepada pelaku industri kecil menengah (IKM) yang bergerak pada komoditas atsiri nilam dan turunannya. Dalam pelaksanaannya, sikim dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Barajaya (Perseroda). Proses pembuatan minyak daun nilam dapat dilakukan dengan destilasi air, destilasi uap-air, dan destilasi uap.
Nilam Aceh Jaya dapat menarik perhatian dunia karena minyak nilam dapat diolah menjadi parfum kelas dunia. Dunia perlu tahu bahwa Indonesia, khususnya provinsi Aceh, tepatnya Kabupaten Aceh Jaya memiliki tanaman nilam yang harga jualnya tinggi dan dapat menyejahterakan petani setempat.
Perlu diketahui juga bahwa di Aceh Jaya terdapat kebun nilam rakyat binaan Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK). Minyak nilam yang dihasilkan dari kebun binaan ini maupun dari kebun warga lainnya dibeli oleh ARC-USK dengan harga Rp1,2 juta per kg. Setelah disuling menjadi sangat jernih di unit destilasi ARC, minyak nilam ini dijual kepada ‘buyers’ di Prancis, tanpa perlu lagi melalui Medan ataupun Singapura. Di Prancis, minyak nilam asal Aceh Jaya ini diolah menjadi parfum berkelas dunia. Itulah yang saya maksudkan dengan nilam dari Aceh Jaya untuk dunia, sebagaimana judul reportase ini.
Artikel ini telah tayang di Serambi Indonesia dengan judul, “Nilam dari Aceh Jaya untuk Dunia”, https://aceh.tribunnews.com/2024/07/24/nilam-dari-aceh-jaya-untuk-dunia?page=all.