Dimuat di Serambi Indonesia, edisi Selasa 26 April 2022
Nurul Husna, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia UBBG, anggota UKM Jurnalistik kampus setempat, dan anggota FAMe. Melaporkan dari Desa Hulu Pisang, Labuhanhaji, Aceh Selatan. Email: nuruluni37@gmail.com
Sambal merupakan satu kata sederhana yang dapat menggugah selera makan jika melihatnya, rasa yang timbul setelah menikmatinya yaitu pedas yang mampu mengeluarkan keringat dan air mata, mampu membuat wajah menjadi merah itulah dahsyatnya sebuah rasa yang ditimbulkan oleh sosok si cabe rawit yang juga mampu memerahkan daun telinga. Sedangkan Sunti dalam kehidupan sehari-hari sebagai salah satu bahan masakan yang digemari kebanyakan orang tanpa sunti terasa tidak lengkap suatu masakan apalagi jika itu jenis masakan yang berkuah dalam bahasa Indonesia Sunti disebut dengan asam sunti.
Asam sunti, bumbu khas Aceh dari bahan belimbing wuluh yang diawetkan dengan proses digarami dan dijemur. Semasa saya kecil proses pembuatan asam sunti dengan bantuan kayu bakar dan api, almarhumah nenek sebelah ibu saya membuat asam sunti dengan cara merebus semua hasil panen belimbing wuluh yang sudah dicuci dengan air bersih sampai berubah warnanya dari awalnya hijau menjadi kuning lalu menjemurnya diterik matahari, penggaraman dilakukan setelah dijemur selama 2 atau 3 hari setelah warna berubah menjadi kecoklatan jika cuaca cerah dari pagi sampai menjelang sore, baru proses penggaraman dilakukan kemudian di jemur lagi sampai kadar airnya hilang agar tahan lama, penggaraman biasanya dilakukan 3 kali selama proses penjemuran serta asam sunti yang sudah kering berwarna coklat.
Ibu saya membuat asam sunti dengan cara belimbing wuluh di cuci dengan air bersih lalu direndam dengan air bersih di dalam ember, didiamkan selama satu malam, warna belimbing wuluh sewaktu pagi berubah menjadi kuning kemudian dijemur di sinar matahari, jika cuaca cerah penggaraman dilakukan setelah 2 hari setelahnya diberikan garam lagi dan dijemur sampai belimbing wuluh menyusut dan berwarna coklat. Kakak ibu saya membuat asam sunti dengan cara belimbing wuluh dipetik dengan menggunakan galah (bambu kecil) yang dibuat jaring di atasnya agar belimbing wuluh tidak jatuh ke tanah sehingga tidak perlu dicuci setelah itu langsung dijemur dengan cara ditutup menggunakan plastik di sinar matahari. Fungsi ditutup agar belimbing wuluh bisa berubah warna, setelah semua berwarna kuning baru di jemur tanpa menggunakan penutup dan proses penggaraman hingga menjadi asam sunti sama seperti yang lain.
Dahulu nenek saya sering membuat sambal mentah yang bahan-bahannya ada cabe rawit, bawang merah, sunti (asam sunti) yang ditambah dengan garam secukupnya, kemudian digiling dengan menggunakan bantu giling, setelahnya dihidangkan dalam piring, sambal ini ditemani oleh sayur bening. Saya bertanya kepada nenek “Sambal apa itu nek?” nenek menjawab “Sambal Sunti Mentah”. Saya penasaran dengan rasanya nenek menyuruh saya memakannya dengan nasi dan sayur bening rasanya enak. Terasa pedas, asam, bawang mentah yang bercampur garam membuatnya nikmat. Orang yang pertama mengenalkan sambal ini adalah nenek saya yang sudah meninggal dunia, beliau memberitahu resep sambal mentah ini kepada saya walau resepnya sederhana tetapi sangat bermanfaat untuk saya di saat selera makan hilang Sambal Sunti Mentah ini mampu menimbulkan selera untuk makan.
Semasa hidup nenek saya, beliau mengajarkan saya membuat Sambal Sunti Mentah karena kami memiliki selera yang sama, padahal sambal mentah yang lain banyak jenisnya ditambah rasanya yang nikmat namun Sambal Sunti Mentah ini memiliki tempat istimewa di hati saya dan penggemarnya, suami kakak ibu saya pernah membuatnya dengan menambahkan ikan asin yang sudah digoreng dengan cara memasukkan dalam sambal sunti kemudian digiling kasar. Sambal ini biasanya di makan dengan nasi putih dan sayur bening, proses pembuatannya yang sangat mudah membuat siapa saja yang ingin memakan sambal ini bisa langsung membuatnya secara mandiri.
Saya sering membuatnya seperti yang pernah di ajarkan oleh nenek, pertama saya ambil cabe rawit 25 buah lalu buang tangkainya, bawang merah 1 ukuran sedang kupas kulitnya, asam sunti secukupnya. Semua bahan dicuci dengan air hingga bersih, saya menggunakan batu giling yang terbuat dari batu asli untuk menggilingnya. Saya letakkan semua cabe rawit di batu giling disertai garam secukupnya lalu saya giling hingga halus, setelahnya saya masukkan bawang merah yang sudah dipotong menjadi 4 bagian kemudian digiling kasar terakhir saya masukkan asam sunti dan digiling hingga halus tanpa menggunakan air, untuk temannya saya masak sayur bening daun katuk. Sayuran lain yang biasa dipasangkan dengan Sambal Sunti Mentah ini diantaranya ada daun kelor, bayam, kangkung dan sawi. Kakak saya juga sering membuat sambal Sunti Mentah ini dengan bahan-bahan yang sama seperti yang saya buat.
Sambal Ini mampu meningkatkan selera makan yang hilang, keponakan saya pernah tidak selera makan adik saya membuat Sambal Sunti Mentah ini dengan porsi sangat sedikit rasanya tidak pedas setelah itu selera makannya kembali. Usia anak-anak bisa juga memakannya dalam proses pembuatannya bahan-bahan yang digunakan dan porsinya sesuaikan dengan usia si anak yang menikmati Sambal Sunti Mentah.
Sambal ini tidak baik jika dikonsumsi terlalu sering dan dalam jumlah yang banyak, tetapi siapa saja boleh memakannya untuk porsinya sesuaikan dengan keadaan lambung masing-masing dan usia yang memakannya. Sambal Sunti Mentah ini pudar seiring waktu yang berlalu hanya sedikit orang yang membuatnya sekarang, meski demikian sambal ini tetap memiliki tempat tersendiri di hati orang yang pernah membuat dan mengenalnya.
Sambal ini tahan lama tidak mudah basi jika dibuat sore hari menjelang berbuka puasa masih bisa dikonsumsi sewaktu sahur sifatnya yang tahan lama memudahkan siapa saja yang ingin memakannya tidak membuat berulang-ulang hanya diperbanyak saja ketika proses pembuatannya rasanya tidak berubah masih sama seperti dimakan saat berbuka puasa.
Sambal Sunti Mentah dapat menghemat penggunaan minyak makan karena sambal ini tidak digorong, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sambal ini umumnya ada disetiap dapur siapa saja jadi tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan satu sambal yang nikmat, sambal ini boleh juga di makan saat sedang diet karna tidak ada unsur minyak di dalamnya.
Waktu terus berlalu generasi juga silih berganti kreasi sambal yang beragam mampu menyayingi sambal-sambal nenek kita zaman dahulu. Resep sambal merupakan hasil cipta seseorang yang termasuk dalam kebudayaan alangkah baiknya kebudayaan itu tetap terjaga meski zaman tidak lagi sama. Sambal Sunti Mentah ini merupakan salah satu resep masakan yang ada di desa Hulu Pisang kecamatan Labuhanhaji kabupaten Aceh Selatan.