Karya Hamdani Chamsyah
Hari ini menjadi hitungan genap
untuk kita saling menghilangkan jejak,
Sayang
Di hari pertama Oktober
gerimis menjelma air mata kesedihan
untuk kematian September dan kesepian hatiku
Padahal setiap pagi telah kusediakan pertanyaan
untuk menegur pagimu
sebelum kita sepakat untuk saling melupakan
Pertanyaan-pertanyaan yang urung terkirim untukmu
kusalin di lembar buku diari
barangkali jika hati kita sudah berdamai untuk saling temu
Kaudapat membacanya sebagai puisi yang melankolis
Banda Aceh, Oktober 2016
Menggambar Kesepian
Dengan apa kau gambarkan kesepian?
Dengan sepotong malam yang baru saja ditinggal hujan
Dari suara sisa lebat yang menjadi gerimis menyapa
dedaun dekat jendala
Dan ricit burung kecil ditinggal ibu yang kedinginan
Dengan apa kau gambarkan kesepian?
Dengan tikar pandan di ruang yang telah lama ditinggal penghuni
Debu-debu yang berserakan
Dan lampu pijar yang tak berarus – senyap – saling bisu
Dengan apa kau gambarkan kesepian?
Dengan mengutuk diri menjadi buta, tuli dan bisu
Di antara keceriaan dan kegimbiraan malam lebaran
Seorang perantau: persis seperti yatim-piatu
yang rindu kekasihnya.
Banda Aceh, 2016
* Hamdani Chamsyah berasal dari Abdya. Saat ini mahasiswa PBSID STKIP BBG Banda Aceh
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2016/11/13/menulis-puisi-melankolis