Menikmati Sunset dari Kampung ‘Jacky Chan’

8 Januari 2021 | BBG News

Serambi Indonesia, edisi Jumat, 8 Januari 2020

Rizka Mulyana, mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jurnalistik kampus setempat, melaporkan dari Perumahan Tiongkok, Neuheun, Aceh Besar

Menyaksikan matahari terbenam merupakan suatu kebahagiaan bagi saya. Apalagi ditambah dengan suasana angin sore yang menenangkan, dan melihat warna senja yang merekah, begitu menghangatkan juga meneduhkan penikmatnya. Saya menikmati pemandangan itu dari atas perumahan Tiongkok. Komplek perumahan ini terletak di desa Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.  Dari atas perumahan tersebut, saya bisa menyaksikan keindahan hamparan alam dan biru  laut di kejauhan. Pemandangan yang begitu menakjubkan yang membuat hati saya teduh, jauh dari kebisingan kota. Tugas kuliah dan tuntutan hidup membuat saya menjadi sangat tertekan beberapa hari ini. Namun setelah menyaksikan keindahan senja dari puncak perumahan Thiongkok, membuat saya melupakan semua hal yang membuat batin saya menjadi lelah.

Awalnya saya hanya iseng mengajak kawan-kawan saya berkunjung ke tempat  tersebut. Karena waktu itu, kebetulan kami baru pulang dari Benteng Indra Patra untuk wawancara dan membuat berita feature yang merupakan tuntutan tugas dari tempat kami magang. Selain itu, rasa penasaran juga membuat saya terdorong ingin ke perumahan Tiongkok dan menyaksikan matahari terbenam di sana. Karena awalnya saya tau hal tersebut dari kawan-kawan yang sudah pernah ke sana.

Memang indah. Bahkan benar-benar indah di mata saya. Bukan hanya kami, banyak masyarakat lain, baik dari dalam maupun luar daerah yang bekunjung ke sana hanya untuk menikmati senja dari atas perumahan. Lelahnya pikiran yang setiap hari harus bergelut dengan tugas sejenak membuat saya terpukau dengan warna senja sore itu. Kami duduk di sebuah warung sambil menikati segelas nutritasi dingin di tambah dengan semangkok pop mie yang merupakan makanan favorite saya, menambah sensasi cara beda menikmati senja versi saya dan kawan-kawan.

Perumahan Tiongkok sebenarnya hanyalah perumahan yang biasa dan bukan sebuah tempat wisata atau wahana permainan. Orang lebih akrab menyebutnya  dengan  istilah ‘Kampung Jacky Chan’. Pasti ada yang bertanya mengapa bisa di sebut dengan kampung Jacky Cham atau perumahan Tiongkok ? padahal kan perumahan tersebut berada di Aceh, Indonesia. Nah, dari artikel yang pernah saya baca, yang mensponsori dan menggalang dana untuk pembangunan perumahan itu adalah Jacky Chan, seorang aktor film laga  dari Hongkong.

Kampung tersebut di sebutkan dalam prasasti, yang di tulis dalam tiga Bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Thiongkok dan Inggris, yang disebut kampung persahabatan antara Indonesia dan Thiongkok. Perumahan tersebut di resmikan pada 19 Jui 2007. Sejak saat itu banyak warga yang mulai kawasan tersebut. Namun banyak pula masyarakat yang sudah mulai menginggalkan perumahan tersebut dan menjualnya dengan harga yang sangat terbilang murah.

Perumahan Tiongkok dibangun atas kesepakatan antara pemerintah Indonesia saat itu yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pemerintah Tiongkok saat berkunjung ke Aceh pada  Juli 2005 silam. Pemerintah Tiongkok membangun perumahan tersebut bertujuan untuk pengadaan hunian khusus untuk korban sunami pada tahun 2004 silam khususnya untuk warga Cina yang ada di Aceh.

Pertama kali masuk ke perumahan ini, pengunjung benar-benar seperti berada di Tiongkok. Gerbang pintu masuk ke perumahan tersebut sengaja didesain dengan gaya arsitektur Tiongkok. Akses menuju ke sana terbilang mulus.  Tidak ada tanjakan-tanjakan yang sulit, namun untuk menempuh ke puncak perumahan tersebut tepatnya menuju ke warung tempat kami minum sangatlah sempit dan sedikit menanjak. Karena yang ada di dalam kampung Jacky Chan hanya gang-gang kecil saja.

Jarak perumahan tersebut dengan perkotaan sekitar 17 kilometer. Jarak tersebut lumayan jauh, namun pasti akan terbayar dengan keindahaan pemandangan dari puncak  tersebut. Kampung Tiongkok atau orang lebih akrab dengan istilah perumahan ‘Jackie Chan’ berdiri di ketinggian 300 meter dari pemukiman laut, sehingga aman dari dampak tsunami.

Dari  warung terlihat jelas panorama alam dan pemukiman  sekitarnya. Hembusan angin, membuat saya terhanyut dan sentak melepas beban yang saya tanggung selama ini. Berada di puncak perumahan ini, kita bisa melihat sunset secara lebih jelas. Walau remang sudah mulai menyelimuti kawasan ini namun semburat jingga di kejauhan masih tampak jelas dari puncak bukit. Namun,  tidak ingin terlena dengan panorama alam ini, kami harus segera beranjak untuk menunaikan salat Magrib. Setelah itu, langsung tancap gas. Tidak bagus juga pulang terlalu malam karena jalanan sepi.

Walaupun waktunya hanya terbatas karena senja mulai meninggalkan kami dan hari akan berganti dengan malam, namun saya sudah sangat merasa puas dengan keindahan alam anugerah dari sang pencipta.. Saya dan beberapa kawan sangat-sangat menikmati suasana senja dari atas puncak perumahan. Dan lelah kami benar-benar terbayarkan di sana. Kali ini senja benar-benar akan menghilang, seolah mengisyarakatkan kami untuk istirahat dari penatnya tugas hari ini.

Sepenjang perjalanan pulang, mata kami kembali dimanjakan dengan indahnya kelap-kelip lampu perumahan warga dari atas perkampungan. Dimana aktivitas penduduk terlihat lebih hidup. Saat tiba di rumah, pikiran kami benar-benar jernih untuk memulai rutinitas seperti biasanya lagi.  Saya yakin bagi yang punya hobi dan kebiasaan dengan saya, ia pasti akan merasakan apa yang saya rasakan. Saya sangat merasa puas dengan keindahan alam Indonesia, khususnya di Aceh ini.

Bagi yang belum mengunjungi perumahan Jacky Chan saya sarankan untuk berkunjung. Selain bisa menikmati senjanya kita juga bisa sekalian melihat kampung persahabatan antara Indonesia dan Tiongkok tersebut. Ini menjadi pengalaman yang sangat sulit untuk dilupakan. Saya harap kampung tersebut dapat lebih berkembang bahkan bisa menjadi destinasi wisata baru dan menjadi tempat favorit wisatawan lokal, luar daerah, bahkan mancanegara. Semoga pemerintah dapat menyediakan fasilitas seperti cafee, atau bahkan penginapan khusus seperti vila atau hotel yang menarik pengunjung lebih nyaman. Bisa merasakan sensasinya sambil menikmati senja yang merekah di sore hari atau menyaksikan kerlap kerlip lampu kota pada malam hari seraya menyambut paginya dengan lebih hidup dan lebih bersemangat.

Yuk, bagi yang merasa hidupnya terbebani, atau yang tertekan dengan tugas kuliah atau tuntutan kerja, wajib banget mengunjungi perumahan tersebut untuk mengurangi dan membangkitkan semangat kalian kembali. Saya jamin senjanya akan membuat anda merindukan tempat itu lagi nantinya, sama seperti saya. Yang selalu merindukan susasanya kembali.

Bagikan
Skip to content