Mendalami Pengetahuan Pendidikan pada Konferensi Internasional di UBBG

28 Januari 2024 | BBG News

Dimuat di Serambi Indonesia edisi Minggu, 28 Januari 2024

ANISA TARI, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, melaporkan dari Banda Aceh

International Conference on Education Science Technology and Health, disingkat ICONESTH, adalah kegiatan seminar internasional yang melibatkan pembicara hebat dari berbagai negara, di antaranya Jepang, Hungaria, Amerika, Malaysia, Thailand, dan beberapa di antaranya dari Indonesia.

Seminar ICONESTH sengaja diselenggarakan oleh salah satu kampus swasta unggulan di Provinsi Aceh, tepatnya di Kota Banda Aceh, yakni Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG), tempat saya kuliah.

Tujuan diselenggarakannya seminar internasional ini oleh (UBBG) ialah untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan dan mempromosikan penelitian dalam skala internasional.

Acara ini berlangsung tiga hari, 12—14 Desember 2023 di Planery Hall UBBG Banda Aceh.

Dampak baik yang dapat dipetik dari kegiatan ini sangat banyak. Antara lain, terwujudnya suasana akademik dalam mewujudkan visi misi UBBG yang unggul dan berdaya saing di tingkat global, juga visi misi pendidikan Indonesia, sehingga negara ini dapat terus berkiprah di kancah internasional.

Dalam seminar ini beberapa materi  sengaja dirancang untuk memperkenalkan bagaimana pendidikan yang ada di Indonesia, tepatnya yang ada di Aceh. Saya sendiri sebagai peserta dari seminar internasional ini banyak mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru dari pemateri-pemateri hebat dari berbagai negara.

Misalnya, mengenai perkembangan, penelitian, pembaruan, serta riset-riset dari pakar bidang tertentu yang membahas tentang sains, teknologi, dan kesehatan.

Tiga dari materi yang telah dibahas oleh pakar dari mancanegara itu tentu sangat berguna dan berdampak di masa yang akan datang. Ketiga materi tersebut tentu ada keterkaitan dengan tantangan global yang terus terjadi di berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Terkait materi sains yang dijelaskan oleh beberapa pemateri luar negeri, mereka menyoroti sepuluh tantangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan teknologi dalam manufaktur kelas-atas selama 2023 dalam konferensi yang diadakan di Beijing, Tiongkok.

Daftar tantangan itu meliputi manufaktur yang dapat dikendalikan pada skala atom, dampak manufaktur robotik terhadap paradigma manufaktur masa depan, dan pengendalian secara tepat geometrid.

Berikutnya adalah kinerja dalam manufaktur aditif berenergi tinggi, pembuatan bahan dan material baru berdasarkan elemen dan struktur yang berubah-ubah, serta realisasi keterampilan menyerupai manusia dalam operasi robotik.

Terkait materi teknologi yang dijelaskan oleh beberapa pemateri dari luar lainnya, yakni teknologi yang dihasilkan sebagai aplikasi atau apa pun dari ilmu pengetahuan, kemudian dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.

Pemanfaatan teknologi ini membawa banyak keuntungan bagi masyarakat, seperti kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan dan hasil produksi menjadi lebih banyak.

Dalam bidang pertanian misalnya, perkembangan teknologi yang diterapkan mampu meningkatkan hasil produksi pertanian. Dampak globalisasi di bidang iptek berperan sangat besar, terutama bagi ekonomi. Contohnya, penggunaan pengetahuan dan teknologi asing yang tersedia untuk meningkatkan kapasitas inovasi dan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja mereka.

Kemudian yang terakhir, terkait materi mengenai kesehatan yang dijelaskan oleh beberapa pemateri juga dari luar negeri, yakni apa yang perlu dilakukan mahasiswa supaya mampu menghadapi tantangan kesehatan global, yaitu dengan belajar lebih lanjut tentang ‘hardskill’ dan ‘softskill’.

‘Hardskill’ yang diperlukan adalah kemampuan manajemen, komunikasi, pengorganisasian, berpikir analitis, pemecahan masalah, dan menulis penelitian dengan baik.

Untuk menunjang kemampuan tersebut perlu ‘softskill’ seperti pemahaman etik, kemampuan intrapersonal, kemampuan kerja sama, sikap profesional, dan bahasa tubuh (gestur).

Selain itu, juga penting untuk membangun relasi dengan pihak-pihak tertentu.

Di antara ketiga materi tersebut (sains, teknologi, dan kesehatan) memiliki keterkaitan masing-masing, seperti halnya ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi. Sains berperan menciptakan teknologi baru; sebaliknya teknologi berperan menciptakan pengetahuan baru. Kedua-duanya tentu merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Dalam bidang lainnya, yakni hubungan kesehatan dan teknologi. Teknologi sangat membantu dalam memberikan pelayanan di tempat-tempat kesehatan. Teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.

Ada begitu banyak pembelajaran yang dapat dipetik dari seminar internasional ini. Selain mendapatkan ilmu, para pemateri dari berbagai negara juga memberikan kami pengalaman dan membuka stimulus yang luar biasa saat acara dimulai.

Sejauh yang saya amati, antusiasme para peserta, terutama dari kalangan dosen dan mahasiswa, sudah membara sejak hari pertama, tepatnya Selasa, 12 Desember 2023. Masih pukul 07.30 WIB halaman Kampus UBBG sudah dipenuhi oleh mahasiswa/mahasiswi peserta ICONESTH yang telah mendaftar seminggu sebelumnya.

Keramaian di pagi hari itu disebabkan oleh antusiasme yang membara para peserta ICONESTH untuk mengambil ‘badge’ nama dan mendapatkan kursi paling depan. Saat acara akan dimulai antrean panjang terlihat di depan gedung akademik. Suasana pun menjadi riuh penuh semangat.

Hal demikian juga terjadi di hari kedua, tepatnya 13 Desember 2023. Gedung Plenary Hall UBBG kembali dipadati mahasiswa/mahasiswi peserta ICONESTH. Mungkin memang beberapa di antara peserta lokal kurang dapat memahami dengan jelas apa yang disampaikan pemateri, karena bahasa yang digunakan bahasa Inggris. Namun, hal demikian tidak dapat menggoyahkan semangat dari seluruh peserta seminar internasional ini hingga acara usai.

Saya pribadi berharap seminar internasional ini dapat dilaksanakan secara rutin tiga atau empat tahun sekali.

Hal itu saya sarankan karena  seminar internasional ini mungkin ke depannya akan dapat mengubah ‘mindset’ atau pola pikir mahasiswa/mahasiswi UBBG atau kampus lainnya dalam memahami bahwa tantangan yang harus dihadapi lulusan perguruan tinggi, yakni tidak hanya sekadar bekerja, mendidik, atau berkarya di dalam negeri. Akan tetapi, tantangan juga lahir dari di luar negeri. Persaingan akan semakin ketat.

Jadi, adalah penting menjalin kerja sama antarnegara untuk merespon tantangan dan permasalahan global yang harus dihadapi di masa yang akan datang sembari mencetak tenaga kerja lokal yang mampu memenangkan persaingan global. Hal-hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi generasi emas Indonesia, khususnya yang berdomisili di Bumi Serambi Makkah ini.

Artikel ini telah tayang di Serambi Indonesia dengan judul Mendalami Pengetahuan Pendidikan pada Konferensi Internasional di UBBG, https://aceh.tribunnews.com/2024/01/28/mendalami-pengetahuan-pendidikan-pada-konferensi-internasional-di-ubbg?page=all.

Bagikan
Skip to content