JAKARTA – Lulusan perguruan tinggi harus memiliki jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan kerja baru. Pada era Revolusi Industri 4.0 ini akan semakin banyak lapangan pekerjaan yang bisa diciptakan mahasiswa.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan, dampak era Revolusi Industri 4.0 akan luas dan mengarungi segala aspek kehidupan manusia serta menentukan perkembangan ekonomi kedepan secara global.
Mantan rektor Universitas Diponegoro ini mengatakan, tantangan bagi lulusan perguruan tinggi pada era Revolusi Industri 4.0 semakin meningkat. Karena itu, setiap lulusannya harus memiliki kompetensi mum puni untuk bersaing secara global.
Lulusan perguruan tinggi dituntut tidak hanya mampu bekerja di perusahaan dan instansi lain, juga memiliki jiwa kewirausahaan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan peluang yang muncul dari Revolusi Industri 4.0.
“Perguruan tinggi dihadapkan dengan tantangan untuk mempersiapkan dan melengkapi SDM dengan kompetensi serta keterampilan yang tepat untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 agar terus mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa,” katanya saat Orasi Ilmiah Wisuda Ke-71 Universitas Tarumanegara (Untar) di Jakarta kemarin.
Dia menyampaikan, sistem dan program pendidikan tinggi perlu disesuaikan agar relevan dengan Revolusi Industri 4.0. Guru Besar Bidang Akuntansi Universitas Diponegoro ini menyatakan, tantangan ekonomi digital sudah di depan mata. Berdasarkan kajian World Bank 2017, sebanyak 75- 375 juta tenaga kerja global diperkirakan akan beralih profesi di mana 65% jenis pekerjaan masa depan belum ditemukan.
Dia menegaskan, kemunculan jenis pekerjaan baru ini akibat Revolusi Industri 4.0. Artinya, perguruan tinggi harus mampu mengantisipasi peralihan jenis pekerjaan di era ekonomi digital ini dengan menyiapkan kompetensi dosen dan kurikulum yang tepat.