Dimuat di Serambi Indonesia edisi Senin, 20 Mei 2024
NURUL HUSNA, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, melaporkan dari Banda Aceh.
Jumat (23/2/2024) pagi, saya berkunjung ke Perpustakaan Aceh (dulunya bernama Perpustakaan Wilayah disingkat Puswil) di Jalan Teuku Nyak Arief Nomor 23, Lamgugob, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Bangunannya unik dan sangat bagus.
Memiliki dua gerbang, parkirannya berada di basement. Jika diperhatikan dari luar tidak terlihat banyaknya pengunjung yang datang, padahal ramai.
Di depan teras terdapat halaman yang ditanami bunga, rumput, dan tanaman hijau lainnya. Di sebelahnya terdapat jalan menuju tangga turun ke parkiran mobil dan sepeda motor.
Jalan di samping taman ini juga menuju ke pintu masuk kafe jika posisi pengunjung masuk dari arah luar. Dari dalam pustaka juga disediakan pintu masuk ke kafe, bernama “The Library Cafe”. Suasananya nyaman, fasilitasnya lengkap, karyawannya ramah, santun, dan mampu melayani pengunjung dengan baik.
Menu yang dijual di sini minuman dan es krim dengan harga terjangkau. Syarat masuk ke dalam perpustakaan provinsi ini tidak boleh merokok dan membawa makanan, tetapi diperbolehkan membawa air mineral.
Jika ingin masuk ke dalam perpustakaan cukup berdiri di depan pintu masuk, pintu terbuka secara otomatis.
Di dekat pintu ada bagian informasi tempat pengunjung bertanya dan konsultasi. Ada satu komputer dan scan (pemindai) kartu di sini.
Karyawan yang bertugas tergolong ramah. Mereka bekerja dari Senin-Minggu. Di depannya ada dua komputer terpajang rapi, berfungsi untuk pendatang mengisi identitas diri. Ini harus diisi oleh pengunjung atah pemustaka.
Di dekat komputer ada tiga toilet, juga ada tangga menuju lantai 2, 3, dan 4. Di samping toilet ada lift untuk menuju lantai 2, 3, dan 4.
Selain itu, di lantai 1 sederet dengan bagian informasi ada ruang pamer. Di ruang ini ada jalan menuju kafe.
Para karyawan di bagian administrasi (adm) melaksanakan tugasnya dengan baik. Padahal, di depannya sedang berlangsung Festival Pustaka Kampung Impian.
Ketika ada pengunjung yang ingin membuat kartu atau sekadar bertanya, mereka melayaninya dengan ramah.
Menurut keterangan seorang tenaga adm, mereka aktif bekerja dari hari Senin-Jumat saja. Pagi buka dari pukul 08.00-12.00 WIB. Siang pukul 14.00-16.00 WIB.
Pembuatan kartu dilakukan melalui ponsel sendiri dengan email yang ada di ponsel tersebut. Syaratnya ya menggunakan kartu tanda pengenal, seperti kartu tanda penduduk (KTP), kartu tanda mahasiswa (KTM), pasfoto, dan mengikuti akun sosmed Perpustakaan Aceh.
Setelah proses pembuatan kartu selesai barulah pengunjung bisa mendapat kartu, kemudian didata dalam buku besar. Kartu digunakan saat meminjam buku.
Di dekat petugas adm duduk terdapat musala. Di tempat wudunya hanya ada keran air saja, untuk laki-laki berada di dekat pintu masuk, sedangkan untuk perempuan berada di dalam musala dekat saf perempuan. Toilet pria dan wanita berada di dekat tangga menuju lantai 2. Di depan musala ada Ruang Baca Deposit dan Pengolahan Bahan Pustaka. Juga ada ruangan aministrasi dan Kabid Layanan Perpustakaan yang berada di depan Bagian Adm.
Pada waktu saya meletakkan tas di tempatnya, ada perempuan mengisi air ke dalam botol minumnya. Saya bertanya tentang air tersebut, dia pun menjawab, “Air minum ini gratis, siapa saja boleh mengambilnya.”
Kemudian saya naik ke lantai 2 menggunakan tangga di dekat toilet. Toiletnya lengkap, ada juga untuk disabilitas, di samping untuk pria dan wanita, mulai dari lantai 1 sampai 4. Letaknya semua di dekat lift dan tangga.
Bagi yang ingin menggunakan tangga jangan khawatir jika lampunya mati, karena lampu di lokasi itu akan hidup otomatis saat kaki kita menginjak anak tangga.
Tangga yang disediakan di pustaka ini, selain bisa tembus ke musala juga ke parkiran.
Di lantai 2 tersedia Ruang Baca Anak. Di sini siapa saja boleh masuk, tempatnya dibuat senyaman mungkin untuk anak-anak. Aneka buku anak disusun rapi. Di sini tidak cuma tersedia buku, tetapi juga alat-alat permainan edukasi. Misalnya, lego, balok-balok kecil terbuat dari kayu, juga permainan lempar donat. Banyak juga anak yang belajar mewarnai gambar di sini.
Cuma, ke tempat ini dilarang membawa makanan. Hanya air mineral yang diperbolehkan bawa. Di dekat pintu disediakan rak sepatu, karena untuk masuk ke ruangan anak harus melepas alas kaki.
Di dekatnya ada tempat belajar santai. Banyak pengunjung yang duduk lesehan sambil menggunakan ponselnya. Di lantai ini ada ruang rapat, di samping Ruang Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh.
Desain bagunan pustaka ini mulai dari lantai 2 hingga 4 dibuat dua sisi kosong melingkar yang tembus ke lantai 1. Satu sisi tembus ke arah ruang pamer, sedangkan sisi lainnya tembus ke tempat festival berlangsung. Semua orang yang berada di setiap lantai bisa menyaksikan acara tersebut. Di dekat Ruang Baca Agama disediakan banyak kursi. Menurut penjaga Ruang Baca Agama, ruangannya dibuka pada pukul 09.00 s.d.16.00 WIB. Saat itu ada mahasiswa yang meminjam buku pindai kartu untuk pinjam buku dilakukan. Penjaga ruangan tersebut menambahkan bahwa selain mahasiswa pinjam buku pakai kartu yang dipindai muncul ke komputer, batas pinjam buku empat buah selama dua minggu jika telat dikenakan sanksi. Sanksinya tidak bisa pinjam buku misalnya jika telat perpanjang selama dua hari selama dua hari juga tidak bisa pinjam buku.
Di ruang ini tersedia bayak buku agama, tempat belajarnya nyaman, komputer untuk mempermudah mencari dan pinjam buku tersedia, cok sambung dan tempat sampah juga ada di ruangan ini.
Di lantai 3 ada tempat duduk di luar ruangan sama dengan lantai sebelumnya. Ada juga Ruang Baca Multimedia. Di sini terdapat air mineral untuk para pembaca. Tersedia kursi yang nyaman dengan cok sambung tanpa komputer.
Sebagian tempat duduknya disediakan banyak komputer di atas mejanya. Ruang Baca Remaja ada tempat duduk lesehan yang nyaman, rak tas di dalam ruang fasilitasnya lengkap, ada banyak buku dan kursi. Setiap ruangan dilengkapi AC, mulai dari lantai dasar sampai akhir. Di lantai 3 ada balkon tanpa atap berpagar besi dan kaca, lantainya dilapisi karpet rumput, ada tempat duduk, meja panjang terbuat dari besi yang memiliki atap.
Di lantai 4 ada toilet, lift, tangga, tidak ada ruang baca, yang ada hanya ruang tunggu VIP. Ada dua lobi di lantai ini. Tersedia beberapa kursi melingkar, meja sekalian dengan atapnya terbuat dari besi di balkon. Lantainya berupa karpet rumput, balkonnya memiliki atap berpagar bersi dan kaca. Tempat ini sangat nyaman, pengunjung dapat merasakan embusan angin dari alam secara langsung. Jika ada rezeki dan kesempatan, berkunjunglah ke Perpustakaan Aceh yang menyenangkan ini.
Artikel ini telah tayang di Serambi Indonesia dengan judul Layanan Menyenangkan di Perpustakaan Aceh, https://aceh.tribunnews.com/2024/05/20/layanan-menyenangkan-di-perpustakaan-aceh?page=all.