Labuhanhaji di Mata Mahasiswi Asal Simeulue

21 Mei 2022 | BBG News

Dimuat di Serambi Indonesia edisi Jumat, 20 April 2022

Nurul Husna, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia UBBG Banda Aceh, anggota UKM Jurnalistik kampus setempat, dan anggota FAMe. Melaporkan dari Aceh Selatan dan Banda Aceh

 

Labuhanhaji merupakan sebuah kecematan yang terdapat di kabupaten Aceh Selatan. Penulisan kata Labuhanhaji yang benarnya adalah bersambung. Kebanyakan orang sudah mengenal kecamatan ini, zaman dahulu kecamatan ini merupakan tempat berkumpulnya jama’ah haji  yang ingin pergi menunaikan ibadah haji ke tanah suci melalui jalur laut dengan menggunakan kapal pada masa itu, inilah awal mulanya nama Labuhanhaji di sematkan untuk daerah yang kaya akan tradisi dan budaya ini.

 

Sudah menjadi pengetahuan umum beberapa tahun silam Labuhanhaji yang dahulunya satu kecamatan yang luas berubah menjadi tiga kecamatan yaitu Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji dan Labuhahaji Timur yang sekarang dikenal dengan Labuhanhaji Raya. Walau sudah tidak lagi satu kecamatan di mata kebanyakan orang jika mendengar kata Labuhanhaji identik dengan daerah yang memiliki banyak pesantren, mesjid dan ulama yang mengajak kepada kebaikan dan melarang untuk berbuat keburukan.

 

Labuhanhaji Raya ini selain  kaya akan tradisi, adat, budaya, juga memiliki lingkungan yang masih asri baik gunung dan lautnya mampu membuat siapapun takjub bila mendatanginya. Beberapa objek wisata yang ada di pengunungan dan lautan mampu membuat orang bergantian mendatanginya, ditambah cita rasa masakan khas Labuhanhaji mampu memanjakan lidah yang pernah mencicipinya. Rasa empati dan kekeluargaan yang besar mampu membuat orang lain betah berada di daerah ini.

 

Di kecamatan Labuhanhaji terdapat satu pelabuhan yang cukup besar lokasinya di laut yang ada di desa Pasar Lama semenjak saya kecil pelabuhan ini sudah berdiri dengan kokohnya hingga tahun 2022, sekarang kapal Feri masih berhenti di pelabuhan ini. Dermaga kapal yang ada di pelabuhan Labuhanhaji ini menjadi salah satu dermaga yang menghubungkan antaran kecamatan Labuhanhaji dengan kabupaten Simeulue yang penduduknya ramai bermukim di sana.

 

Orang Labuhanhaji berlayar ke Simeulue ada untuk liburan, berdagang, bekerja, menetap bahkan menikah di sana begitu pula dengan orang Simeulue yang datang ke Labuhanhaji mereka bekerja, menikah dan menetap di sini. Jika dilihat secara kasat mata hubungan yang terjalin sangat erat dan harmonis meski kedua daerah ini terpisah oleh laut namun dermaga yang ada di laut mempersatukan keduanya.

 

Para mahasiswa ikut serta menggunakan trasfortasi laut bagi yang menempuh kuliah di luar daerah khususnya Banda Aceh. Ada tiga dermaga yang bisa dipilih oleh seluruh mahasiswa asal Simeulue yaitu dermaga kapal Calang (Aceh Jaya), Meulaboh (Aceh Barat) dan Labuhanhaji (Aceh Selatan). Mereka boleh memilih salah satu dermaga yang mereka sukai sesuai dengan kata hati masing-masing sebagai penumpangnya.

 

Minggu malam (8/5/2022), saya kembali ke Banda Aceh sekitar pukul 21.30 WIB dengan menggunakan mobil penumpang, saya penumpang ke dua yang dijemput dan sopir mobil menjemput lagi penumpang yang lain sehingga mobil penuh dengan orang dan barang penumpang maklumlah libur lebaran Idul Fitri membuat kami duduk berempat satu rel. Saya tertidur ketika sopir menjemput penumpang, terbangun saat berada disekitar pelabuhan yang ada di Labuhanhaji. Suasana gelap membuat indahnya panorama pantai yang ada di sekitar dermaga kapal tidak kelihatan, yang menarik perhatian saya dan penumpang lainnya adalah banyak mahasiswi asal Simeulue yang berada di sekitar dermaga kapal sedang menunggu mobil penumpang yang menuju Banda Aceh.

 

Rabu (11/5/2022), saya berada di Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh yang terkenal dengan kampus berprestasi dalam segala kondisi, saya bertemu dengan seorang mahasiswi asal Simeulue setelah selesai mengikuti mata kuliah Publikasi dengan bapak Teuku Mahmud, M.Pd seorang dosen program studi Bahasa Indonesia. saya berbincang-bincang dengan mahasiswi tersebut yang bernama Ayu Refianti kuliah di UBBG Banda Aceh dengan program studinya Penjaskes angkatan 2021.

 

Ayu Refianti memaparkan sewaktu kembali ke Banda Aceh menggunakan kapal Fery Teluk Singkil yang berhenti di dermaga kapal Labuhanhaji, dia menaiki kapal ini karena bagus dan merasa nyaman saat berada di dalamnya, orang-orang yang bekerja di kapal ini sangat sopan dan bertanggung jawab terhadap semua penumpangnya, serta agar bisa masuk kuliah Senin (9/5/2022).

 

Ketika dia sampai di dermaga kapal Labuhanhaji Minggu (8/5/2022), Ayu mengatakan pelabuhannya bagus dan dermaganya tidak jauh dari tempat kapal berhenti. Suasana malam membuat dia tidak bisa menikmati keindahan alam sekitar, di pelabuhan kapal ini terasa sangat nyaman, apa lagi dermaganya tidak jauh dari rumah-rumah warga, berjalanpun tidak terasa lelah saat membawa banyak barang.

 

Orang-orang yang ada disekitar pelabuhan sangat ramah, baik dan sopan, saling peduli akan lingkungan sekitar, mereka baik terhadap orang lain dan para mahasiswa dan mahasiswi asal Simeulue. Ibu-ibu dan bapak-bapak yang mempunyai warung menyediakan kamar untuk di sewa oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang ingin bermalam di Labuhanhaji. Pelayanannya sangat baik, para pemilik warung ramah, sopan, peduli dan suka menolong.

 

Malam itu sangat ramai mahasiswa asal Simeulue yang sedang beristirahat, menunggu mobil penumpang, ada yang memutuskan menginap karena mobil penumpang yang ada di Labuhanhaji semua penuh, sulit mendapatkan mobil menuju Banda Aceh, penginapan semuanya penuh dan ramai yang tidak dapat penginapan. Malam itu Ayu tidak menginap di Labuhanhaji karena cepat menghubungi mobil teman dari Tapak Tuan, kondisi di dalam mobil yang ditumpanginya penuh tetapi tidak masalah bagi Ayu yang penting bisa sampai ke Banda Aceh agar bisa masuk kuliah paginya.

 

Nah, itulah sekilas Labuhanhaji di mata mahasiswi asal Simeulue, suatu perjuangan yang besar untuk status mahasiswi yang rela meninggalkan kebahagian yang masih dalam momen lebaran di kampung halaman meski rindu belum hilang terhadap orang tua, walau kaki enggan melangkah meninggalkan kampung halaman tercinta menuju kampus impian, semua itu akan bisa diatasi jika memiliki niat, tekat yang kuat, profesional di dalam diri masing-masing itu ada.

 

Semoga dermaga kapal Labuhanhaji tetap ada sampai kapanpun, tetap menjadi yang terbaik diantara yang terbaik lainnya, selalu menjadi pilihan semua orang yang pernah menginjakkan kakinya di dermaga ini dan semoga selalu menjadi pilihan para mahasiswa dan mahasiswi asal Simeulue yang mengenal serta pernah mendarat di dermaga Labuhanhaji untuk kembali ke kampung halamannya.

 

 

Bagikan
Skip to content