Oleh : Rahmin, Mahasiswa STKIP BBG Banda Aceh, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia (Dimuat di Serambi Indonesia, Edisi Minggu 10 November 2019)
Bahasa Singkil merupakan bahasa mayoritas Aceh Singkil. Bahasanya kaya kata istilah, namun belum ada berbentuk tulisan atau buku. Selama ini, kata istilah yang digunakan dalam kekerabatan masih berbentuk ungkapan. Kata istilah ini memiliki kaitan erat dengan kata sapaan, namun berbeda dengan kata sapaan. Kata istilah lebih mengarah kepada ikatan kekerabatan dan tidak langsung dituju ke orang. Sedangkan kata sapaan lebih memicu kepada ikatan persaudaraan berdasarkan keturunan dan langsung dituju ke orang.
Sebagai contoh, saudara kandung laki-laki dalam istilah Singkil disebut dengan “senina” dan disapa dengan “uan” atau “ogek”. Kata seperti ini masih ada didengar di acara pesta maupun obrolan tetangga. Saya khawatir pada kata istilah dalam kekerabatan ini, karna lama-kelamaan bisa hilang begitu saja tanpa ada jejak yang ditinggalkan. Apalagi generasi sekarang ini sudah berkurang rasa cintanya terhadap bahasa daerahnya sendiri khususnya kata istilah pada kekerabatan ini. Penulis merasa bahwa permasalahan ini penting untuk diketahui oleh masyarakat umum dan khususnya masyarakat Aceh Singkil itu sendiri.
Oleh sebab itu, penulis ingin merangkai masalah ini kepada pembaca yang budiman secara singkat dan jelas. Secara kekerabatan, kata istilah yang digunakan dalam kekerabatan ini ada tiga yaitu kekerabatan langsung, kekerabatan kelompok, dan kekerabatan kehormatan. Kata istilah yang digunakan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Bentuk katanya sangatlah unik dan menarik didengar dan dibaca. Adapun kata istilah yang digunakan dalam kekerabatan ini yaitu sebagai berikut.
Pertama, kekerabatan langsung yaitu saudara satu keturunan. Persaudaraan seperti ini dimulai dari saudara laki-laki dengan laki-laki. Istilah Singkil disebut dengan “senina” yaitu persaudaraan antara saudara laki-laki dengan adik laki-laki atau abang beradik untuk laki-laki. Untuk erempuan dengan perempuan disebut juga “senina”. Sedangkan saudara laki-laki dengan perempuan disebut “tukhang” yaitu persaudaraan antara saudara perempuan dengan abang atau adik laki-laki. Lebih jelas lagi disebut dengan abang beradik antara laki-laki dengan perempuan ataupun sebaliknya. Orang tua laki-laki atau perempuan disebut “semetua” yaitu persaudaraan antara mempelai laki- laki/perempuan dengan orang tua mempelai perempuan/laki-laki. Menantu laki-laki dalam istilah Singkil disebut “kela” yaitu persaudaraan antara orang tua dengan menantua laki-laki. Menantu perempuan disebut “pekhmen” yaitu persaudaraan antara orang tua dengan menantua perempuan. Untuk bibik disebut “nembekhu” yaitu persaudaraan antara bibik dengan keponakan. Sedangkan cucu disebut “kempu” yaitu persaudaraan antara kakek/nenek dengan anak dari anaknya laki-laki dan perempuan atau disebud dengan cucu.
Saudara laki-laki ayah dalam istilah Singkil disebut “senina bapa” yaitu persaudaraan antara saudara laki-laki ayah dengan ayah. Disisi lain ada perbedaan yang kandung dengan yang tiri. Untuk yang kandung disebut “senina bapa kontan”, sedangkan yang tiri disebut “senina bapa jae bapak/umak”. Untuk anak paman dengan anak bibik disebut “impal” yaitu persaudaraan antara anak paman dengan anak bibik dalam bentuk umum. Dalam bentuk khusus disebut “senina impal” yaitu persaudaraan antara anak paman laki-laki dengan anak bibik laki-laki. Sedangkan laki-laki dengan perempuan disebut “tukhang impal” yaitu persaudaraan antara anak paman perempuan dengan anak bibik laki-laki. Adik abang dengan anak abang dalam istilah Singkil disebut “bebekhe” yaitu persaudaraan antara anak abang dengan adik abang. Saudara ayah perempuan disebut “penguda” yaitu persaudaraan antara saudara perempuan ayah dengan ayah. Untuk adik kakak laki-laki disebut “puhun” yaitu persaudaraan antara anak kakak dengan adik kakak laki-laki. Istilah lain lagi ada yang menyebut “Inang puhun” yaitu istri dari adik kakak laki-laki.
Menantu dengan menantu disebut “pekhiban” yaitu persaudaraan antara menantu dengan menentu laki- laki atau perempuan yang satu pengambilan. Suami bibik dalam istilah Singkil disebut “bapa membekhu” yaitu persaudaraan antara suami dari bibik dengan keponakan. Abang ipar disebut “bayo” yaitu persaudaraan antara suami/istri abang/kakak dengan abang ipar/kakak ipar.
Kedua, kekerabatan kelompok yaitu hubangan keluarga yang ditandai dengan penurunan yang lebih luas dari kakek/nenek ayah dan ibu. Persaudaraan ini muncul dari keturunan ketiga yang disebut dengan cicit, namun istilah Singkil dinamakan “cucu” yaitu persaudaraan antara anak dari anak ayah/ibu dengan kakeknya ayah/ibu. Anak dari saudara ibu laki-laki dinamakan “senina sepemekhe” yaitu persaudaraan antara anak dari saudara ibu perempuan dengan anak dari anak ibu perempuan. Sedangkan Anak dari saudara ibu perempuan dinamakan “Tukhang sepemekhe” yaitu persaudaraan antara anak dari saudara ibu perempuan dengan anak dari anak ibu laki-laki.
Ketiga, kekerabatan kehormatan yaitu persaudaraan berdasarkan penghargaan kepada seseorang atau kelompok. Kekerabatan ini menjalin persaudaraan karna adanya kerja sama atau pertemuan putra dan putri mereka, sehingga timbullah persaudaraan yang erat. Misalnya orang tua menantu laki-laki dengan orang tua menantu perempuan dalam istilah Singkil disebut “besan” yaitu persaudaraan antara orang tua mempelai laki-laki dengan orang tua mempelai perempuan.
Inilah kata istilah yang digunakan dalam kekerabatan dalam Bahasa Singkil. Saya berharap, semoga karya-karya yang berbau Bahasa Singkil terus melaju dan terbit di media khususnya media cetak dan buku.
Oleh sebab itu, mari saudara-saudaraku kita ajukan judul penelitian ataupun tulisan-tulisan kecil mengenai Bahasa Singkil ini. Dengan adanya hal ini, orang lain mengenal ragam- ragam istilah ataupun kata dalam Bahasa Singkil. Hal ini juga membuktikan kecintaan kita terhadap bahasa daetah kita sendiri. Banyak orang menganggap bahwa bahasa merupakan ciri suatu daerah. Apabila suatu daerah mempunyai bahasa sendiri, maka orang lain mudah untuk mengenalnya.
Sumber: https://aceh.tribunnews.com/2019/11/10/jangan-lewatkan-istilah-kekerabatan-dalam-bahasa-singkil.