Ini Gebrakan Nadiem Makarim di Dunia Pendidikan Indonesia

5 Desember 2019 | BBG News

JAKARTA—Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan visinya untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Ada lima poin yang akan menjadi fokus dalam masa kerjanya.

“Saya enggak punya visi misi sendiri, hanya ada satu, yaitu visinya presiden. Tapi saya menginterpretasi visi tersebut melalui beberapa poin. Ada lima grup,” katanya di depan anggota DPR Komisi X di ruang rapat, Komplek Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, (6/11).

Pertama yakni pendidikan karakter, menurutnya yang terjadi saat ini dengan besarnya peran teknologi dan semua informasi, jika SDM tidak punya karakter yang kuat, maka akan tergerus dengan informasi yang tidak benar.

Pendidikan karakter penting untuk mendorong kultur profesional di Indonesia. Bagi Nadiem, sebagai nomenklatur milenial, konsep pendidikan karakter sudah ada dan baik. Namun, Nadiem akan menerjemahkannya ke konten yang mudah dimengerti.

“Ini tidak bisa hanya dengan membaca buku, tapi harus berbentuk kegiatan yang langsung ke masyarakat. Agar bisa mengerti apa itu moralitas, apa itu civil society, dengan contoh nyata dan bukan filosofis,” tutur Nadiem.

Kedua yakni deregulasi dan debirokratisasi. Usai bertemu dengan 22 organisasi guru, Nadiem mengaku mendapatkan komplain dari guru dan dosen mengenai beban administratif. Proses administrasi setiap hari dan minggu. Bahkan di salah satu acara guru yang dia datangi, dia bertanya berapa waktu mengerjakan administratif, dan jawabnya adalah angka 30-40 persen.

“Dampak hal ini ke pembelajaran, sering dibilang hal yang tidak ada hubungannya bagi murid. Banyak dari pemerintahan yang ingin meningkatkan mutu, ada aturan, tapi apakah itu semua diperlukan atau berguna untuk pembelajaran murid?” lanjut Nadiem.

Menurut Nadiem, kurikulum adalah cara penyampaian apakah murid berpartisipasi, tapi kenyataan banyak yang masih pasif. Banyaknya sekat juga menciptakan proses yang tidak tepat sasaran ke daerah. Murid dengan kearifan lokal yang sebenarnya bisa meningkatkan kemampuan murid itu. Sementara untuk birokrasi, isu kelembagaan menjadi menarik untuk dibahas.

Yang ketiga, adalah meningkatkan investasi dan inovasi. Secara spesifik, investasi memiliki dependensi dengan kualitas SDM. Banyak pelajaran atau keterampilan serta kompetensi dalam pendidikan Indonesia yang sebenarnya tidak dibutuhkan di dunia pekerjaan, industri dan kewirausahaan.

“Kita harus menciptakan lingkungan pola pembelajaran di mana soft skill tadi yang paling banyak dibutuhkan dan harus dilatih. Bukan konten yang penting, tapi bagaimana caranya,” kata Nadiem.

Indonesia, kata Nadiem, sedang dalam proses revitalisasi untuk semua pendidikan vokasi. Ke depan Nadiem akan meningkatkan lebih baik lagi. “Tingkat pengangguran SMK cukup tinggi, rapor dari industri itu penting, mereka harus menjadi asesornya dan itu masih jauh dari harapan. Ini peran Kemdikbud untuk bisa meng-empower untuk berpartisipasi dalam pendidikan.”

Yang ke empat yakni penciptaan lapangan kerja. Nadiem juga menyampaikan bahwa Kemdikbud harus menciptakan institusi yang tidak hanya menciptakan tenaga kerja, tapi juga yang bisa menciptakan lapangan kerja dan wirausahawan.

“Jadi aspek kreativitas dan enterpreneurship ini nyambung. Kreativitas dan seni itu adalah jiwa entrepreneurship. Apapun yang ingin kita ciptakan itu harus dilatih dari kecil,” lanjut Nadiem.

Yang terakhir adalah pemberdayaan teknologi. Menurut Nadiem, karena dengan dirinya menjadi menteri, maka semua akan diganti dengan aplikasi. “Saya cukup lucu dengan itu,” katanya. Nadiem memberikan klarifikasi bahwa pendidikan adalah apa yang terjadi dalam dua ruang, yaitu di kelas, murid dan guru, serta di rumah, orang tua dan anak.

“Itu kuncinya. Teknologi tidak akan mungkin bisa menggantikan koneksi itu. Karena pembelajaran terbaik itu adanya koneksi batin kuat dan bisa timbul rasa percaya. Teknologi akan membantu apa yang terjadi di ruang didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan, bukan untuk menggantikan,” kata Nadiem.

Sedangkan benefit dari adanya teknologi, Nadiem melanjutkan, adalah transparansi, karena semua kebijakan dan aturan itu harus berbasis data, dan keandalannya adalah bisa memberikan fleksibilitas. Tanpa teknologi, kata dia, tidak ada personalisasi dan segmentasi.

Artikel ini telah tayang di Joss.co.id dengan judul “Ini Gebrakan Nadiem Makarim di Dunia Pendidikan Indonesia”, https://joss.co.id/2019/11/ini-gebrakan-nadiem-makarim-di-dunia-pendidikan-indonesia/.

Bagikan
partner-1
partner-2
partner-3
partner-4
partner-5
partner-6
partner-7
partner-8
partner-9
partner-10
partner-11
partner-12
partner-13
partner-14
partner-15
partner-16
Skip to content