Oleh: Tuti Sarwita, M.Pd.
Bagi kami inilah akhir dari perjuangan melelahkan. Menempuh perjalanan puluhan kilometer, melawan hawa dingin yang merasuki tulang, melewati penanjakan yang curam di kala malam pekat hanya untuk sebuah momen. Melihat anak mentari sebesar sawo merangkak di atas gegaris merah menjelang Subuh. Ya, itulah namanya Sunrise. Tampak dari puncak penanjakan Bromo yang mengapit lembah dan ngarai. Saat itulah riuh sayup-sayup terdengar. Kebanyakan orang-orang tampak mengabadikan fenomena ini dengan kamera mutakhir, sebagian menengadahkan tangan ke atas. Bersyukur atas karunia Allah yang tak terhingga.
Wisata Gunung Bromo merupakan salah satu agenda wisata yang ditawarkan oleh pihak Universitas Surabaya selaku penanggung-jawab Dosen Magang Dikti 2017. Jumat (4/8) perjalanan dimulai. Butuh waktu empat jam untuk sampai di kawasan Gunung Bromo dari Kota Surabaya, Jawa Timur. Biaya tiket masuk per orang Rp 70.000,-. Pukul 03.00 WIB kami naik jib menuju penanjakan. Perjalanan di tempuh dengan medan yang sangat menantang dan dingin. Usai Salat Subuh, kami mendaki anak tangga mencapai puncak Bromo.
Penanjakan adalah tempat penantian untuk melihat keindahan matahari terbit menyinari puncak Gunung Simeru dan Gunung Bromo. Sungguh pemandangan yang luar biasa indahnya bagaikan di atas awan. Disana juga ada bunga edelweiss. Jenis bunga yang abadi dan dilindungi. Sungguh kesempatan yg luar biasa dapat mengabadikan foto sembari memegang bunga eksotis tersebut atau sekedar menjadikannya sebagai latar. Perlu diketahui bahwa pengunjung dilarang memetik bunga tersebut. Saya pun langsung mengabadikannya. Foto-foto itu saya persembahkan untuk STKIP BBG yang telah banyak dan memperjuangkan karier saya hingga sampai di puncak gemilang ini.
Setelah puas menikmati indahnya pemandangan di penanjakan, kami ke kawah Bromo dengan naik kuda. Dari kaki gunung ke puncak berjalan kaki lalu menaiki 250 anak tangga. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Gunung Teletabis, Padang Savana, dan Pasir Berbisik. Perjalanan berakhir pukul 13.00 WIB. Usai makan siang kami berangkat pulang ke asrama putri Universitas Surabaya. Sungguh pemandangan dan pengalaman yg sangat indah. Saya berharap bisa ke sana lagi bersama dosen, karyawan, dan mahasiswa STKIP BBG. Salam saya buat teman-teman semua.
Tuti Sarwita, M.Pd., Dosen Prodi Penjaskesrek STKIP BBG. Peserta Magang Dikti 2017 di Unesa, Jawa Timur