Berliterasi di Masa Pandemi

30 September 2020 | BBG News

Serambi Indonesia, edisi Rabu (30 September 2020)

Intan Makfirah, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Ketua Unit Kreativitas Mahasiswa (UKM) Jurnalistik STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, melaporkan dari Banda Aceh

HINGGA saat ini masa pandemi tak kunjung berakhir, bahkan kian meresahkan. Masyarakat tak bisa lagi melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari sehingga banyak yang memilih beraktivitas dari rumah. Belajar dari rumah, bekerja pun dari rumah (work from home). Covid-19 berdampak pada semua bidang, tidak terkecuali aktivitas literasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi merupakan kemampuan menulis dan membaca; kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan kecakapan hidup. Pemerolehan berbagai informasi pengetahuan tentu saja melalui aktivitas baca tulis.  Ini menandakan bahwa literasi tidak dapat dilepaskan dengan kemampuan berbahasa. Education Development Center (EDC) juga turut menjabarkan pengertian litersi, yakni kemampuan individu menggunakan potensi yang dimilikinya dan tidak sebatas kemampuan baca tulis saja.

Budaya berliterasi harus dibiasakan oleh masyarakat karena berliterasi sangat dibutuhkan untuk mengembangkan potensi dan menggali pengetahuan bagi tiap individu. Literasi jangan dipikir hanya untuk menguntungkan negara, tetapi literasi juga merupakan kebutuhan warga. Ada begitu banyak orang yang akhirnya sukses melalui literasi. Hal ini dapat dilihat dari karya-karya literasi dari penulis atau pengarang hebat, fiksi maupun nonfiksi.

Ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap literasi masih sangat kurang.  Hasil studi yang dipublikasikan bernama “The World’s Most Literate Nations”, menunjuk Indonesia berada di peringkat ke-60, hanya satu tingkat di atas Botswana.

Salah satu faktor pendorong kurangnya minat masyarakat adalah rasa malas. Kebanyakan orang menilai bahwa membaca teks yang panjang adalah hal yang sangat menjenuhkan dan memikirkan ide untuk menulis juga memenatkan kepala, sehingga memilih untuk tidak melakukannya sama sekali. Tak hanya itu, kebanyakan individu lebih senang membaca buku atau tulisan yang banyak gambarnya. Hal seperti ini perlu dievaluasi, kita harus memperbaiki lagi pemikiran kita mengenai konsep membaca.

Pada masa pandemi, aktivitas literasi ikut berpengaruh. Pandemi juga mengubah aktivitas literasi dari kegiatan langsung atau tatap muka ke bentuk daring. Sebelum pandemi ada banyak pelatihan literasi yang dibuka secara umum. Pelatihan tersebut yang semula diadakan secara terbuka kini berganti melalui daring. Sebelum pandemi corona melanda, berbagai pelatihan literasi juga sudah dilakukan secara daring, tapi ketika pandemi, aktivitas literasi ini pun semakin sering dilakukan secara daring.

Berbagai penyelenggaraan event literasi ditiadakan atau digantikan secara daring. Pelaksanaan berbagai lomba literasi juga dibatasi karena minimnya anggaran. Covid-19 yang melanda telah membuat anggaran suatu lembaga atau pemerintahan menjadi terbatas. Apalagi pemerintah, banyak angggaran yang harus dialihkan ke penanganan Covid-19.

Selain itu, acara seperti bedah film atau bedah buku juga harus dilakukan via daring. Acara yang mengundang penulisnya langsung ini pun tak dapat dilakukan secara langsung. Jika biasanya kita dapat bertemu langsung dan menyaksikan orang hebat itu berbicara, kini kegiatan itu harus kita pendam dalam-dalam dan menggantinya dengan kegiatan videocall. Tentunya berbeda, tanggapan para pendengar akan sedikit kurang karena prosesnya dilakukan melalui layar kaca handphone/laptop.

Walau demikian, pandemi ini tidak hanya berdampak negatif, tapi juga berdampak positif.  Namun, ada hal positifnya pula, di mana pada masa pandemi yang membuat kita bosan di rumah akan tertarik melakukan kegiatan daring guna mengasah bakat dan mengisi waktu kosong. Karena hal itu, kegiatan ini juga sedikit demi sedikit dapat membangun budaya literasi dan menjadi wahana mengasah bakat masyarakat khususnya di Aceh. Rasa bosan yang melanda juga mungkin menjadi faktor pemicu bagi orang yang hobi membaca dan menulis.

Selengkapnya baca di https://aceh.tribunnews.com/2020/09/30/berliterasi-di-masa-pandemi.

Bagikan
Skip to content