Asal Mula si Mata Biru di Lamno, Aceh Jaya

15 Januari 2024 | BBG News

Dimuat di Serambi Indonesia edisi Senin, 15 Januari 2024

PIPI MURFIZA, alumnus Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, melaporkan dari Lamno, Aceh Jaya 

Rakan-rakan meutuwah di mana pun kalian berada. Kali ini saya ingin menceritakan asal muasal gen mata biru di Lamno, Aceh Jaya.

Siapa sih yang tidak kenal dengan Aceh Jaya? Kata Aceh Jaya berasal dari (Aceh: Jawoe: اچيه جاي), salah satu kabupaten di Provinsi Aceh. Kabupaten ini dibentuk tahun 2002 sebagai hasil pemekaran dari kabupaten induknya, Aceh Barat.

Aceh Jaya mempunyai luas wilayah 381,400 ha, terletak pada 04°22 sampai 05°16 garis Lintang Utara dan 95°10 sampai 96°03 Bujur Timur.

Aceh Jaya merupakan daerah yang mempunyai keberagaman eksotis dan memiliki pantai yang begitu luas dan indah. Gunungnya tinggi, ikannya beraneka ragam dan berlimpah, objek-objek wisatanya pun menawan.

Di kabupaten ini terdapat satu kawasan bernama Lamno, daerah yang sebagian penduduknya bermata biru dan berambut cokelat, mirip bangsa Eropa.

Sejarah masa lalu Lamno sering dikaitkan dengan jalur perdagangan, khususnya komoditas lada dan nilam, sehingga sering dikunjungi kapal-kapal dari Eropa, khususnya Portugis. Karena itulah terjadi proses asimilasi dan banyak orang Eropa yang kemudian tinggal di sana bahkan menikah dengan perempuan setempat.

Itu sebab, hingga saat ini sebagian keturunan mereka masih bisa dijumpai di antara penduduk Lamno. Misalnya, bisa dilihat dari gadis muslimah di sana yang mempunya mata biru dan berambut pirang.

Suku Lamno merupakan masyarakat dari Desa Lamno yang sebagian besar bermata biru, berkulit putih, berhidung mancung, dan postur tubuhnya tinggi seperti orang Eropa. Hal tersebut dikarenakan keturunan Lamno yang berasal dari cucu bangsa Portugis. Mereka hasil kawin campur dengan penduduk setempat pada zaman dahulu, sekitar abad ke-16.

Gen mata biru di Lamno dari dulu sampai sekarang masih terkenal, walaupun pada saat ini mulai sangat terbatas jumlahnya.

Matanya yang biru membuat saya takjub dan rasanya ingin menulis asal-muasal generasi si mata biru ini. Banyak warga Indonesia dan terutama masyarakat Aceh yang mengatakan mereka seperti bule aslinya.

Dikutip dari ‘Good news from Indonesia’, ada dua versi yang menceritakan asal-usul bule dari Lamno ini. Versi pertama menyebutkan bahwa keturunan bermata biru ini berasal dari penjajahan Portugis di Aceh pada awal abad ke-16 Masehi.

Saat itu bangsa Portugis mencari rempah-rempah di Indonesia sehingga masuk hingga ke perairan Aceh. Beberapa pria dari pelaut Portugis malah memilih menetap dan menikahi gadis Aceh dan akhirnya menghasilkan keturunan bermata biru dengan rambut kecokelatan (pirang).

Ada juga yang menjelaskan bahwa keturunan bule Lamno ini bermula ketika kapal perang Portugis terdampar di Lamno, Aceh. Saat itu. Raja Daya menangkapi siapa saja yang masih hidup dari kapal tersebut. Lambat laut terjadi asimilasi dan pernikahan dengan perempuan setempat. Akhirnya, lahirlah keturunan yang bermata biru, berhidung mancung, dan berambut pirang.

Wilayah Lamno terletak di pesisir pantai barat Aceh dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Lokasi itulah yang menjadikan pedesaan seperti Lamno sering dikunjungi kapal-kapal Eropa. Sehingga, berdampak pada terjadinya asimilasi dan banyak orang Eropa yang tinggal menetap bahkan menikah dengan perempuan setempat.

Namun, bencana tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 nyaris membuat punah warga keturunan Portugis di Lamno.

Berbicara tentang mata biru otomatis kita bicara tentang indahnya Aceh Jaya. Namun sesungguhnya, bukan generasi bermata biru itu saja pesona Aceh Jaya. Banyak objek wisata dan tempat yang sangat eksotis di kabupaten ini. Mulai dari pegunungan dan juga pantainya yang begitu indah, juga makanan khas dari Aceh Jaya.

Mulai masuk dari kaki Gunung Geurutee dari arah Banda Aceh dan Aceh Besar, langsung terlihat keindahan Geurutee, gunung yang sangat terkenal dengan keindahannya. Laut biru terhampar di bawah gunung ini dengan pantainya yang berpasir putih.

Di gunung ini banyak pula terdapat hewan yang begitu puas kita lihat saat perjalanan, yakni tidak lain tidak bukan adalah sekawanan monyet yang berkeliaran. Namun, satwa primata ini tidak mengganggu warga yang berlalu lalang di perjalanan.

Selain itu, saat melewati Geurutee tidak enak rasanya kalau tidak kita cicipi makanan khas Geurutee, yaitu gulai pliek u campur cu (siput sedot), di samping mie instan yang diracik dengan bumbu khas Aceh sehingga rasanya begitu nikmat. Juga tersedia goreng atau gulai gurita. Apalagi saat menyantapnya sambil memandang ‘view’ di bawah Gunung Geurutee, yaitu lautan yang luas membiru dan di tengahnya terdapat beberapa pulau kecil yang kehijauannya memanjakan mata.

Ciptaan Allah yang begitu indah di kawasan Aceh Jaya ini membuat saya tertarik ingin mengangkat judul tentang ini. Namun, pada dasarnya saya masih penulis pemula dan sangat ingin mengembangkan bakat saya yang satu ini.

Alhamdulillah, pada akhirnya saya bisa menulis sekilas kisah tentang Aceh Jaya meski pengalaman dan referensi saya masih sangat minim. Namun, saya tidak pernah bosan-bosannya untuk belajar menjadi penulis hebat. Dengan itulah saya bisa bercerita sambil menulis tentang Aceh Jaya, khususnya gen si mata biru di Lamno.

Jika saat saya menulis tentang gen mata biru ini ada yang salah atau keliru, mohon dimaklumi ya rakan-rakan. Maklumlah, saya masih tergolong penulis pemula. Hehe.

Namun, saya akan menjadikan kekurangan saya sebagai pelecut semangat agar bisa menjadi penulis yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Kali ini hanya ini yang dapat saya ceritakan tentang keanekaragaman Kabupaten Aceh Jaya, khususnya tentang gen mata biru dan pesona alam bahari serta panorama gunungnya yang menakjubkan.

Sungguh tak rugi jika Anda berkunjung ke kabupaten ini. Bagi yang masih lajang, siapa tahu Anda beruntung bisa taaruf dan kemudian berjodoh dengan gadis atau pemuda bermata biru di kabupaten ini.

Akhirnya, saya Pipi Murfiza dari Aceh Jaya, undur diri. Wassalam.

Artikel ini telah tayang di Serambi Indonesia dengan judul “Asal Mula si Mata Biru di Lamno, Aceh Jaya”, https://aceh.tribunnews.com/2024/01/15/asal-mula-si-mata-biru-di-lamno-aceh-jaya?page=all.

Bagikan
Skip to content