Pemerintah Aceh melalui Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TKP2K) menyelenggarakan rapat tahunan koordinasi percepatan penanggulangan kemiskinan Aceh pada 3-4 Desember 2019.
Kegiatan tersebut diikuti unsur pemerintah daerah dari 23 kabupaten/kota serta elemen lainnya seperti kalangan akademisi, dunia usaha, masyarakat sipil, pelaku UMKM serta perwakilan komunitas.
Kegiatan tahun ini mengambil tema “Sinergisitas Multipihak dalam Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Aceh”.
Tema ini merupakan refleksi dari usaha penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh berbagai pihak terutama setelah masa konflik berkepanjangan melanda Aceh dimana saat itu angka kemiskinan Aceh mencapai 28,86% setelah bencana Tsunami.
Melalui usaha dari berbagai elemen masyarakat, angka kemiskinan Aceh saat ini sudah di angka 15%.
Melalui rapat koordinasi tahunan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Aceh berupaya menyatukan sinergi multipihak dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Salah satu upanya nyata melalui penandatanganan kesepahaman bersama antara Pemerintah Aceh dengan Konsorsium Perguruan Tinggi untuk penanggulangan kemiskinan yang terdiri dari 23 Perguruan Tinggi dari berbagai kabupaten/kota mencakup 3 aspek strategis.
Yaitu Aspek Pendidikan dengan upaya untuk melahirkan lulusan yang memiliki keahlian sesuai dengan tuntutan dunia industri, memiliki kompetensi sehingga mampu bersaing di pasar global, memiliki karakteristik dan etika sosial yang baik, serta memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi diri sendiri ataupun orang lain dalam rangka mengurangi pengangguran.
Aspek Penelitian melalui penelitian-penelitian yang mendukung lahirnya kebijakan publik (public policy) dan penelitian yang bersifat aplikatif dalam rangka Penanggulangan Kemiskinan, Pemerataan Kesejahteraan, serta pencegahan Stunting terutama pada daerah kantong-kantong kemiskinan.
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat membuka Rakor menyampaikan harapan Pemerintah Aceh terkait program inovatif untuk penanggulangan kemiskinan bisa terus dilahirkan di kampus-kampus di seluruh Aceh dengan dukungan berbagai pihak yang bersinergi, baik dan tukar-menukar atau saling mengisi keahlian untuk penguatan yang dilakukan.
