Arungi 13 Sungai, Pengalaman Menantang ke Atu Kapur

13 Juni 2022 | BBG News

Serambi Indonesia, edisi 13 Juni 2022

Maulyundira Husma, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia & Anggota UKM Jurnalistik UBBG Banda Aceh  serta Anggota FAMe. Melaporkan dari Alue Ie Mirah, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur. Email : maulyundirahusma25@gmail.com

 

Air Terjun Sijuk (Atu Kapur) merupakan sebuah objek wisata yang tersembunyi berada di tengah hutan belantara wilayah pendalaman Alue Ie Mirah, Kabupaten Aceh Timur yang sangat jarang dikunjungi oleh masyarakat. Air Terjun tersebut sangat jarang terjamah manusia ini tentunya memiliki potensi besar untuk dijadikan objek wisata alam alami, sehingga objek wisata ini bisa dijadikan pendapatan baru bagi masyarakat daerah tersebut maupun pemerintah setempat.

 

Keberadaan Air Terjun Sijuk (Atu Kapur) yang memiliki potensi wisata alam yang masih jarang terjamah, karena untuk menuju lokasi harus melalui jalur sulit (ekstrim) dan Air Terjun ini tergolong unik, karena air yang mengalir atau diturunkan dari air terjun ini bertemu dengan air sungai Sijuk. Air terjun ini mengandung air batu kapur, berada di Gampong Sijudo, Kecamatam Pante Bidari.

 

Pemandangan wisata Air Terjun Sijuk (Atu Kapur) yang membuat saya terkesan yang luar biasa. Kesan saya  merasa sangat senang dan bergembira ketika mendengar sebuah tempat wisata yang sangat menarik, bagus dan butuh perjuangan ekstrim untuk mengunjungi tempat wisata tersebut.

Perjalan menuju wisata Air Terjun Atu Kapur, Kabupaten Aceh Timur ini menghabis waktu perjalanan sekitar 3,45 jam dengan jarak tempuh dua puluh enam kilometer dari Desa Alue Ie Mirah, Kecamatan Indra Makmu, Kabupaten Aceh Timur ke lokasi wisata air terjun tersebut.

 

Perjalanan yang sangat ekstrim untuk menuju lokasi air terjun hanya dari Desa Seujudo menuju Air Terjun saja. Perjalanan Air Terjun Atu Kapur ini memiliki jarak delapan belas kilometer dengan mengendarai sepeda motor dengan berbagai tantangan berbatuan,  setelah sampai delapan belas kilometer,  para pengunjung menyimpan kendaraan di sungai kedua disebuah gubuk, diakibatkan sepeda motor  tidak dapat melintasi tiga belas sungai yang memiliki kedalaman sungai satu meter hingga dua meter, namun para pengunjung terpaksa harus menerobos tiga belas sungai dengan cara berjalan kaki.

 

Untuk menuju lokasi Air Terjun Sijuk dari Desa Alue Ie Mirah, Pusat Kecamatan Indra Makmu, harus dilalui dengan kendaraan roda dua jenis trail dan kendaraan roda empat jeep. Dalam perjalanan menerobos tiga belas sungai, Hadirnya sebuah tantangan yang baru yaitu air sungai mengalir begitu deras dan memiliki kedalaman sungai satu meter hingga dua meter. Para pengunjung mempersiapkan sebuah tali untuk menyebrangi sungai dengan bertujuan agar tidak hanyut disaat menyebrangi sungai.

 

Setelah sampai tujuan kami melihat sebuah rumah yang berdekatan dengan Air Terjun dengan berjarak lima puluh meter dan kami langsung mencari lokasi untuk mendirikan sebuah tenda. Begitu selesai mendirikan sebuah tenda, kami langsung mengkunjungi sebuah rumah tersebut yaitu bersilaturrahmi serta meminta izin bercamping di halaman rumah beliau.

 

Di lokasi Air Terjun tersebut ada satu kepala keluarga yang mendiami, para pengunjung memanggilnya dengan sebutan kakek dan selama ini beliaulah yang menghuni di Desa tersebut, sekaligus beliaulah yang menjaga keasrian air terjun sijuk tersebut. Selama ini kakek menerima siapapun yang berkunjung ke sana, asalkan tidak melakukan aktivitas merusak keasrian Air Terjun Sijuk tersebut.

 

Tiba dirumah seorang kakek, nenek dan cucunya, kakek bercerita dan juga memberikan sedikit peraturan, sedikit bercerita mengenai Air Terjun dulu dengan sekarang adalah Air Terjun Atu Kapur pada masanya tidak terjadi longsor seperti ini dan kakek langsung beranggapan kelongsoran tersebut diakibatkan kemaksiatan para pengunjung yang bukan non muhrim dan kerusakan lingkungan Air Terjun diakibatkan pengunjung tidak menjaga kebersihan. Kakek memberikan arahan terhadap pengunjung dan beliau mengatakan “hutan ini milik kita bersama,  jika hutan tersebut tidak kita jaga, maka kita juga yang akan mengalami kedepannya.” Selain itu, syarat dari kakek ialah setiap yang datang dan menginap di sana tidak boleh membuang sampah sembarangan dan sampah harus dikumpulkan supaya tidak mengotori sungai.

 

Selain itu,  kakek juga mengatakan diatas air terjun ada tapak Aulia, dimana air tersebut akan menjadi obat dan kakek juga menasehati yaitu jika kalian perlu air itu tergantung pada niat kalian, jika kalian niatnya buruk, maka kalian akan mengalami tantangan seperti hadirnya seekor harimau. Kakek juga sempat bercerita, Pada Tahun 2016 Air Terjun tersebut ada dilaksanakan khanduri dengan bertujuan meminta doa agar Air Terjun dan hutan tetap terlindungi.

 

Selain itu, para pengunjung juga bertanya kepada kakek terkait tenaga listrik, segi makanan dan awalnya kakek tinggal ditengah-tengah hutan, berlokasi dengan air terjun atu kapur tersebut. Tenaga listrik yang digunakan oleh kakek ialah tenaga surya yang memanfaatkan sinar matahari dan dari segi makanan kakek menanam tumbuh-tumbuhan seperti pohon pinang, padi hutan dan untuk bahan bakar kakek memanfaatkan ranting-ranting pohon di sekitar.

 

Singkat cerita, para pengunjung menghampiri langsung Air Terjun Atu Kapur yang memiliki tinggi tujuh belas meter dengan pedalaman yang sangat luar biasa. Kami para pengunjung, melakukan suatu program yaitu bergotong royong agar situasi Air Terjun lebih aman disaat kita pandang. Selain itu, keindahan Air Terjun Atu Kapur juga memiliki berbagai jenis ikan yang luar biasa, kami para pengunjung sore memancing ikan dan malam menembak ikan.

 

Singkat cerita, alasan kakek tinggal ditengah hutan beliau berasa nyaman, karena sebelumnya beliau juga tinggal di Kampung Sijuk, tetapi kondisi beliau selalu mengalami kesakitan, namun beliau memilih untuk meninggalkan kampung sijuk, sehingga beliau memilih tempat yang lain dan pada akhirnya keberadaan beliau di tengah-tengah hutan, Alhamdulillah semenjak beliau tinggal di tengah-tengah hutan beliau mengalami kenyamanan dan kesakitan beliaupun mulai memulih.

 

 

 

Saranku untuk pengunjung Air Terjun Atu Kapur ialah kalian jangan lupa membawa perlengkapan seperti parang, tali, bekal ketika berdiam di Air Terjun tersebut dan sebagainya. Karena, dua peralatan parang dan tali sangat penting disaat kalian menghadapi perjalanan di sungai, hutan yang kalian lewati nantinya.

 

Solusi untuk kedepannya, agar tempat wisata Air Terjun Atu Kapur ini selalu dipromosikan oleh para pengunjung agar masyarakat mengetahuinya, menjaga kebersihan lingkungan agar alam tetap terjaga, damai, semoga hutan di kawasan Air Terjun Sijuk ini tetap lestari dan terjaga dan tidak ada pengrusukan oleh manusia serakah yang memanfaatkan untuk mengambil kayu.

 

Dengan potensi wisata tersebut, seharusnya pemerintah membangun akses jalan agar masyarakat juga mudah dan sampai menuju ke lokasi Air Terjun. Jadi, tidak hanya para pecinta ektrim saja yang bisa mengunjungi wisata tersebut.

Bagikan
Skip to content