Rafly Kande: Aceh Merupakan Destinasi Pendidikan Religi

3 Januari 2018 | BBG News

BANDA ACEH, BBG NEWS—“Hamparan puing/puing itu yang menjadi lembaran buku penuh catatan. Mari membaca/Mari Membaca,”Suara Rafly Kande  menggema lantang dari panggung utama. Penonton terkesima mendengar suara merdu sang senator berdarah Aceh. Apalagi tatkala  melantunkan lagu Ibu, suasana berubah hening. Bahkan ada juga yang menitikkan air mata. Larut dalam penghayatan.

“Lagu ini khusus saya persembahkan untuk Ibu Ketua STKIP BBG Lili Kasmini sebagai sosok perempuan  yang tegar seperti   Malahayati,”ujarnya. Tepuk tangan penonton menggema riuh. Namun Rafly Kande bukan sedang konser. Beliau menyanyi disela mengisi materi pada Seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh BEM STKIP BBG. Kegiatan yang bertema “Proyeksi Pendidikan Pasca 13 Tahun Tsunami Aceh” berlangsung di aula kampus setempat, Rabu (3/1/2018). Kegiatan dibuka dengan penampilan tarian ranup lampuan.

Dalam kajiannya, Rafly menyatakan bahwa  pasca 13 tahun tsunami, Aceh yang seharusnya sudah menjadi destinasi pendidikan religi terbesar karena Aceh dikenal di mata dunia, namun hal itu belum terwujud karena politik kotor politisi dan pejabat. “Kita tidak boleh lalai. Aceh adalah berlian yang harus dipresentasikan kepada khalayak dunia. Kalian sebagai generasi muda harus mengembangkan hal itu,”ujar anggota DPD RI asal Aceh.

Ketua STKIP BBG Lili Kasmini, M.Si memberikan aspresiasi kepada Ketua BEM beserta jajarannya yang telah memprakarsai kegiatan yang sangat menginspirasi. Hal tersebut beliau sampaikan saat membuka acara

“Terima kasih kepada pengurus BEM yang sangat mandiri. Kegiatan ini merupakan bagian dari paket kegiatan dalam rangka memperingati tsunami. Ini merupakan suatu prestasi,”ujarnya. Dalam materinya, Lili Kasmini, M.Si menyatakan bahwa generasi sekarang harus bersyukur karena bisa mengecap pendidikan secara maksimal. Hal tersebut sangat berbeda dengan kondisi pendidikan pada masa konflik Aceh.  Selain itu, beliau menyatakan bahwa mahasiswa harus terlibat dalam organisasi untuk pengembangan diri tetapi bukan politik praktis.

Ketua BEM Irsadul Aklis menyatakan bahwa kegiatan ini bisa melahirkan kader mahasiswa yang memiliki potensi dan peka terhadap perkembangan pendidikan di Aceh. Aklis juga menyampaikan terima kasih kepada pemateri yang telah bersedia meluangkan waktunya. Kegiatan ditutup dengan penyerahan cendera mata dan majalah BBG News kepada sang pemateri.

 

Bagikan
Skip to content