Jawara Pencak Silat Dunia di STKIP BBG

11 Mei 2015 | BBG News

Banda Aceh, DesaMerdeka.Co.Id — Ada pemandangan yang unik ketika kita melewati depan kampus yang berdiri megah meskipun kita masih menemukan beberapa gedung yang sedang dibangun, namun pemandangan yang unik itu bukanlah gedung kampusnya tapi ada beberapa mahasiswa yang sibuk dengan aktivitas mereka, ada yang sedang belajar, bahkan ada juga yang sedang latihan tari.

Tapi ada satu sudut ruangan dimana ada yang sedang latihan ilmu bela diri pencat silat, diantara barisan pria yang sedang memeragakan jurus bela diri terselip sosok gadis yang berparas manis nan cantik, tapi yang membuat Tim Desa Merdeka terkejut ketika masuk ke dalam ruangan tempat mereka berlatih rupanya gadis itu adalah pelatih silat di kampus tersebut.

Keringat yang masih bercucuran gadis cantik itu menghampiri sambil memberi salam dengan gaya silatnya,

Ya, nama gadis itu adalah Khatijah gadis yang sebenarnya bukanlah pelatih silat sesungguhnya, “Sebenarnya saya bukan pelatih silat sungguhan bang, cuman kawan yang tertarik dengan silat latihan bareng saya bang,” ujar gadis yang bernama lengkap Khatijah Juliana.

Gadis yang dilahirkan di Padang Panjang Kabupaten Nagan Raya, Aceh 1 Januari 20 tahun yang lalu anak ke-6 dari tujuh bersaudara ini telah mampu mengukir prestasi di kancah international medali Perak Pekan Olahraga Mahasiswa ASEAN.

Pekan Olahraga Mahasiswa se-Asia Tenggara yang digelar di Palembang itu Khatijah menyabet medali perunggu di mana di final dikalahkan rival beratnya dari Vietnam Dao Thi Tuyet dengan skor 0-5 di Kelas B nomor laga putri.

Ada cerita menarik bagaimana awal mulanya Khatijah menyukai pencak silat seperti dijelaskan Khatijah, awalnya tertarik pencak silat ketika ikut menemani kawannya latihan silat, melihat gerakan yang indah sehingga timbul keinginan untuk mempelajarinya.

Bukan tanpa kendala selama mengikuti latihan di awal-awalnya, dengan orang tua yang kurang setuju ditambah tempat latihan yang jauh dari rumah bahkan harus ikut kendaraan kawannya ketika hendak berangkat ke padepokan silat.

Seiring prestasi yang terus diukir dukungan dari orang tua terus bertambah, bahkan kampus yang menaunginya juga sangat mendukung prestasi mahasiswanya.

Tentu untuk menjadi juara dunia tidaklah mudah dibutuhkan ketekunan dan disiplin yang tinggi serta tekat yang kuat sehingga dapat menjadi yang terbaik. (DesaMerdeka.Co.Id)

Bagikan
Skip to content